Pak Presiden, Pliss… Anggaran Pendidikan dan Riset Jangan Dipotong

  • Jumat, 14 Februari 2025 - 12:30 WIB

KLIKMX.COM, BANTEN –  Satu per satu para pihak mulai bereaksi terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang melakukan pemotongan anggaran di kementerian dan lembaga. Kali ini datang dari kalangan dosen. Para dosen yang juga berkutat pada penelitian atau riset meminta agar anggaran untuk pendidikan dan riset untuk tidak turut dipotong.

Hal itu mengemuka pada paparan yang disampaikan  Ketua Asosiasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) PTNBH Yuli Setyo Indarto. Jangankan dikurangi, Asosiasi LPPM PTNBH malah berharap anggaran yang ada justru harusnya ditambah. Sebab, kedua sektor ini merupakan pilar penting dalam Indonesia ingin mencapai Indonesia Emas 2045.

HONDA ATAS

”Bahkan usul kami, anggaran riset ditambah,” kata Yuli Setyo Indarto di sela peluncuran Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) 2025 di kampus Universitas Terbuka (UT) Tangerang Selatan, Banten, Kamis (13/2/2025), seperti dilansir Jawapos.com.


Yuli memperjelas, berdasarkan pemaparan, Kemendiktisaintek anggarannya akan dipangkas Rp22,2 triliun. Yuli khawatir pemotongan itu justru mengancam target menyambut Indonesia Emas 2045. Padahal, tahun 2045 bukan waktu yang lama, hanya 20 tahun lagi. ”Jangan sampai target tersebut meleset, karena adanya pemangkasan anggaran,” ungkap Yuli Setyo Indarto.

Karenanya kalangan dosen dan peneliti berharap Presiden Prabowo memberikan perhatian terhadap pentingnya anggaran untuk pendidikan dan riset. Kata Yuli, kampus-kampus PTNBH berkolaborasi dalam menjalankan tugas penelitian dan pengabdian masyarakat. Bahkan mereka akan memperluas kolaborasi dengan kampus negeri non PTNBH serta kampus swasta.

Dia menegaskan penelitian di perguruan tinggi tidak boleh berhenti, lalu masuk laci. Tetapi harus bisa menjadi sebuah inovasi dan dapat memecahkan persoalan di tengah masyarakat.


Sementara itu Ketua LPPM UT Dewi Artati Padmo Putri menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, setiap perguruan tinggi telah banyak membuat nota kesepahaman atau MoU dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Tetapi realisasi di lapangan dalam menindaklanjuti MoU tersebut belum signifikan jumlahnya.

”Dalam rangka peningkatan jumlah kerja sama penelitian dan pengabdian masyarakat, digelar kegiatan riset dan pengabdian masyarakat kolaborasi Indonesia. Khususnya oleh pimpinan kampus PTNBH yang membidangi urusan penelitian dan pengabdian masyarakat. Kolaborasi itu penting, karena banyak penelitian bersifat multi dan lintas disiplin ilmu pengetahuan atau keahlian,” kata Dewi Artati Padmo Putri.(***)

 



Baca Juga