Di Tengah Masyarakat Heterogen, Pertamina Jaga Kultur Dumai Melalui Objek Wisata

  • Jumat, 15 November 2019 - 18:51 WIB


Liputan: Adi Chandra *)

MENJADI perpanjangan tangan Pemerintah Repunlik Indonesia dan menciptakan kemandirian energi membuat PT Pertamina (Persero) diisi oleh anak-anak terbaik Indonesia. Dengan latar pendidikan yang tinggi serta budaya moderen mereka mengemban tanggung jawab yang diberikan.


Meski demikian Pertamina sebagai perusahaan kebanggan rakyat Indonesia  tetap terus menjaga kultur, tradisi, dan kepercayaan masyarakat Indonesia yang penuh dengan sejarah panjang.


Seperti halnya yang dilakukan oleh  PT Pertamina RU II Dumai yang terus menjaga makam Putri Tujuh yang berada di dalam kilang operasional Pertamina RU II Dumai yang menurut kepercayaan masyarakat Dumai masuk dalam lagenda sehingga berdiri dan tercetusnya nama Dumai.

Berpuluh tahun makam yang berada di dalam kilang terus dirawat meski masyarakat tidak dapat langsung mengakses lokasi tersebut karena sebagai kilang pengolahan minyak, kilang Pertamina merupakan objek vital negara yang harus dijaga keamanannya.

Sebagai penghargaan kepada masyarakat Dumai tentang legenda Putri Tujuh tersebut Pertamina RU II Dumai menamakan kilang unit pengolahan minyak mereka dengan Kilang Minyak Putri Tujuh Dumai.


Tidak hanya sampai di sana, komplek perumahan Pertamina RU II Dumai yang berada di Kelurahan Bukti Datuk yang dipercayai masyarakat Dumai sebagai habitat hidupnya harimau sumatera terus dijaga meski secara  secara fisik perjumpaan dengan harimau sumatera tidak pernah terdokumentasi.

Menjaga  tradisi kepercayaan masyarakat Dumai yang mempercayai komplek perumahan Pertamina merupakan kawasan hidupnya harimau sumatera, Pertamina terus menjaga keaslian dan keasrian sejumlah titik yang dijadikan hutan alam.

Melalui program corporate social responsibility (CSR) atau
tanggung jawab sosial perusahaan, membangun Patra Seroja Ecopark sebagai salah satu kawasan area konservasi sumber daya alam hayati yang berada di tengah komplek perumahan Bukit Datuk.

Patra Seroja Ecopark diresmikan sebagai salah satu kawasan area konservasi sumber daya alam hayati pada 30 Desember 2018. Patra Seroja Ecopark merupakan salah satu kebanggaan bagi Pertamina RU II Dumal sebagai kawasan konservasi serta edukasi terkait keanekaragaman hayati yang ada di Provinsi Riau. Kawasan ini juga merupakan wujud kepedulian Pertamina RU II Dumai dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan.

Pengelola hutan Ecopark melakukan budidaya tanaman Meranti Bunga yang menjadi salah satu tanaman langka yang ada di Ecopark.

Dengan tujuannya sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, Patra Seroja Ecopark telah berkontribusi dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan terkait keanekaragaman hayati dan konservasi sumber daya alam. Hal ini direalisasikan dengan pengembangan Patra Seroja sebagal media penelitian mahasiswa.

Berdasarkan kondisi existing kawasan Patra Seroja Ecopark kawasan inl dinilai memiliki arti penting bagi konservasi khususnya pada keanekaragaman hayati meskipun tidak berada dalam suatu kawasan hutan menurut nomenklatur resmi yang ditentukan perundangan (UU No 5 Tahun 1990 tentang Kehutanan maupun UU No. 41 Tahun 1999 tentang Konservasl Sumber Daya Alam).

Patra Seroja Ecopark dinilai dapat diusulkan sebagai salah Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) dalam Tipe Taman Keanekaragaman Hayati jika dilihat dari kondisi tapaknya dan dinilai juga memenuhi kualifikasi dalam Permen LH No 03 Tahun 2012 tentang Taman Keanekaragaman Hayati.

Selain pengembangan kawasan Ecopark sebagai kawasan hutan di tengah kota dan menjaga hayati Indonesia sekaligus menjaga kultur dan kepercayaan masyarakat Dumai Pertamina juga membangun objek wisata waduk Wrana Tirta yang juga bisa diakses oleh masyarakat Dumai untuk berwisata sambil berolahraga bersama keluarga dan rekan.

Pertamina RU II Dumai juga melakukan penangkaran terhadap hewan rusa yang secara ekosistem masuk dalam hewan yang hampir punah dan dilindungi oleh Pemerintah Indonesia.

“Pertamina RU II Dumai memiliki komitmen dalam upaya pelestarlan lingkungan di sekitar kawasan perusahaan. Komitmen ini ditunjukkan dengan tetap menjaga area dan kondisi kealamian lingkungan di kawasan-kawasan penyangga flora dan fauna, terutama dengan kategori langka dan dilindungi," papar  Unit Manager Comm, Relations & CSR Pertamina RU II, Muslim Dharmawan .

Dikatakannya, Pertamina RU II Dumai memfokuskan program biodiversity insitu di Kawasan Patra Seroja Ecopark di hutan Bukit Datuk, tepatnya di taman komplek Pertamina RU II Dumai.

“Patra Seroja Ecopark merupakan penamaan atas hutan seluas +57 hektar yang secara lokal dikenal dengan nama Hutan Buklt Datuk yang secara kultural mewakili kepercayaan bahwa hutan ini dahulu adalah habitat dari spesies harimau sumatera (panthera tigris sumatrae). Meski secara fisik perjumpaan dengan harimau sumatera tidak pernah terdokumentasl namun masyarakat menyakini bahwa sosok harimau ini masih ada balk secara fisik maupun metafisik,” kata Muslim.

Istilah Datuk, jelas Muslim, adalah penghormatan pada kehadiran sosok harimau tersebut oleh masyarakat sekitar Patra Seroja yang terletak pada ketingglan 18,2 m di atas permukaan laut dan merupakan hutan daratan dan hutan rawa air tawar dengan kondisi topografinya datar kelerengan 0-3%, tanah di lokasi penelitian termasuk jenis organosol dan glei humus.

Sementara itu pejabat Health, Safety  and the Environmen (HSE) Pertamina RU II Dumai, Firman menambahkan, sampai saat ini upaya pelestarian alam di Ecopark tersebut lebih mengedepankan pelestarian tumbuhan lokal yang hampir punah.

“Saat ini kita tengah melakukan pembibitan tanaman Kantong Semar dan Meranti Bunga yang dalam nomenklatur dari kementerian kehutanan masuk dalam tumbuhan langka dengan status danger (hampir punah),” ujar Firman.

Selain sebagai habitat tanaman langka, Ecopark saat ini juga ditempati oleh sejumlah hewan yang dilindungi seperti simpai hitam sumatera, kura-kura matahari, dan harimau sumatera.

“Khusus untuk keberadaan harimau sumatera yang menjadi legenda bermukim di area Ecopark sampai saat ini memang belum ada yang melihat secara langsung, namun sejumlah jejak datuk (sebutan masyarakat Dumai untuk harimau) ditemukan oleh Institut Pertanian Bogor yang merupakan mitra kita dalam pengembangan hutan ini. Beberapa orang pekerja juga sempat mendengar aungan sang datuk saat bekerja melakukan perawatan huitan,” terang Firman.

Pada intinya, menurut Firman, pihaknya, khususnya Pertamina RU II Dumai tetap berkomitmen untuk menjaga lingkungan dan habitatnya

"Agar terus tetap lestari sebagai peninggalan untuk generasi seterusnya sehingga dapat mengenal dan melihat langsung hewan-hewan yang katanya hampir punah tersebut," pungkas Fimran. ***

 

*)Adi Chandra - Wartawan Koranmx.com
 



Baca Juga