IBT Pelita Indonesia Kolaborasi Program Virtual Literacy House dengan Unimuda Sorong

  • Senin, 02 Desember 2024 - 16:40 WIB

KLIKMX.COM, PEKANBARU - Sebuah terobosan pendidikan berbasis teknologi telah diluncurkan di Kabupaten Raja Ampat melalui program Virtual Literacy House (VLH).

Program yang diresmikan pada 13 November 2024 oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Raja Ampat, Stenly Viktor M Sauyai, S.Pd., M.Si., merupakan hasil kolaborasi antara Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia (IBTPI) Pekanbaru-Riau sebagai perguruan tinggi pendamping dan Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong sebagai tim pelaksana.

HONDA ATAS

Program inovatif yang didanai melalui hibah Kosabangsa DRTPM Kemendikbudristek tahun 2024. Menurut Nur Rokhima, M.Pd. dari Unimuda Sorong selaku pelaksana program kolaborasi ini menghadirkan pendekatan pembelajaran inovatif yang memadukan teknologi virtual reality (VR) dengan kearifan lokal Papua untuk meningkatkan literasi dan numerasi dalam bahasa Inggris.


Peluncuran program yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru-guru, kepala sekolah, pengawas, dan perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, menandai babak baru dalam pengembangan wisata pendidikan di Raja Ampat.

Mansyur Hidayat, S.Pd. dari Kelompok Kerja Guru (KKG) Rayon 1 Distrik Kota Waisai menekankan pentingnya peran guru dalam mengimplementasikan program ini untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna.

Kegiatan ini juga dihadiri pula tim pendamping dari Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia (IBTPI), yang diwakili Dewi Nasien, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Muhammad Farkhan, S.T., serta dukungan dari Dr. Ir. Achmad Tavip Junaedi, M.M. dan Ramalia Noratama Putri, M.Kom yang tidak hanya memberikan dukungan teknis dan akademis, tetapi juga bertanggung jawab penuh dalam pengembangan modul VR. 


Dalam pembuatan Virtual Literacy House (VLH), tim yang dipimpin Dewi Nasien melakukan serangkaian tahapan pengembangan, dimulai dari penyusunan naskah pembelajaran yang mengintegrasikan literasi numerasi dengan konten lokal Raja Ampat. 

Selanjutnya, tim melakukan pembuatan model 3D lingkungan belajar virtual dan karakter yang merepresentasikan budaya Papua. 

Proses dilanjutkan dengan tahap pemrograman menggunakan Unity Engine dan implementasi sistem VR dengan SDK Oculus. Sebelum implementasi, tim melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan kualitas dan efektivitas pembelajaran. 

"Kami memastikan setiap elemen dalam VR tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga efektif sebagai media pembelajaran," jelas Dewi Nasien.

Acara ditutup dengan demonstrasi teknologi VR yang memperlihatkan bagaimana konten berbasis kearifan lokal Papua dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa.  

Inisiatif ini memperkuat posisi Raja Ampat tidak hanya sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga sebagai pionir dalam pengembangan wisata pendidikan yang mengintegrasikan teknologi modern dan kearifan lokal.(***)



Baca Juga