- Beranda
- RIAUSTORIA
- Gubri Abdul Wahid Resmikan Kembali Istana Kerajaan Rokan: Destinasi Wisata Budaya
Simbol Peradaban Masyarakat Melayu
Gubri Abdul Wahid Resmikan Kembali Istana Kerajaan Rokan: Destinasi Wisata Budaya
- Minggu, 14 September 2025 - 03:55 WIB
- Reporter : Hendra Bakti
- Redaktur : Armazi Yendra

KLIKMX.COM, ROHUL - Gubernur Riau (Gubri) H Abdul Wahid SPi MSi meresmikan kembali Istana Kerajaan Rokan dalam acara Majelis Gelar Adat dan Kenduri Budaya di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).
Peresmian yang diselenggarakan pada Sabtu (13/9/2025) itu menjadi tonggak penting pelestarian sejarah dan budaya Melayu di Negeri Seribu Suluk.
Dalam sambutannya, Gubernur Abdul Wahid, menegaskan, bahwa istana bukan sekadar bangunan bersejarah, melainkan simbol peradaban dan identitas masyarakat Melayu.
“Istana ini merupakan simbol sejarah yang memperlihatkan betapa kuatnya adat dan budaya Melayu di tanah Rokan Hulu. Ia adalah pustaka budaya yang menyimpan jejak peradaban dan identitas lokal yang tak lekang oleh waktu,” ujarnya.
Gubri Wahid kembali menegaskan, bahwa adat dan agama merupakan fondasi utama yang membentuk karakter masyarakat Rokan Hulu. “Masyarakatnya menjunjung tinggi adat istiadat dan menjadikan agama sebagai pilar yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari,” katanya.
Ia juga mengenang jasa Tuanku Tambusai, pahlawan nasional asal Rokan Hulu, yang gigih melawan penjajah. Kini diabadikan menjadi nama Pangdam yang baru diresmikan, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangannya.
Gubernur Wahid memaparkan rencana Pemerintah Provinsi Riau untuk menjadikan Istana Rokan sebagai destinasi wisata budaya yang terintegrasi. Selain itu, revitalisasi Candi Muara Takus pada 2026 juga masuk dalam agenda besar untuk memperkuat citra Riau sebagai daerah kaya warisan sejarah.
“Kami ingin menciptakan jembatan penghubung antara masa lalu dan masa kini, membangkitkan kembali kebanggaan akan warisan budaya Riau di mata dunia,” ungkap Wahid.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga lingkungan hidup sebagai bagian tak terpisahkan dari pelestarian budaya. “Jika sungai, hutan, dan tanah adat kita rusak, maka hilang pula warisan budaya kita. Itulah sebabnya pelestarian alam harus berjalan seiring dengan pelestarian adat,” tegasnya.
Acara peresmian diwarnai dengan penganugerahan gelar adat kepada sejumlah tokoh. Wahid menegaskan bahwa gelar adat adalah amanah, bukan sekadar simbol status.
“Kata orang tua-tua, gelar bukan untuk bermegah, tapi untuk menjaga marwah,” pesannya.
Penandatanganan prasasti dan penyerahan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL/CSR) turut menjadi bagian dari komitmen pemerintah dan pihak terkait untuk menjaga kelestarian Istana Rokan.
“Semoga Istana Rokan menjadi rumah budaya, pusat silaturahmi, dan benteng marwah Melayu yang kokoh. Budaya lestari, marwah terjaga sepanjang masa,” pungkas Wahid. ***