Mahasiswi Institut Teknologi Bisnis Master Pekanbaru Pertanyakan Sistem Penilaian Kampus

  • Sabtu, 13 September 2025 - 15:10 WIB

KLIKMX.COM, PEKANBARU - Seorang mahasiswi Institut Teknologi Bisnis Master (ITBM) Pekanbaru, Adzania Eria, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem penilaian kampus yang dinilai tidak transparan. 

Mahasiswi jurusan Akuntansi semester V itu mempertanyakan nilai C yang ia peroleh pada mata kuliah Akutansi II, di semester IV. Padahal tingkat kehadirannya dinilai lebih tinggi dibandingkan mahasiswa lain yang justru mendapat nilai lebih baik.

HONDA 2025

Adzania menyebutkan, ada mahasiswa di jurusannya yang hanya hadir lima kali namun tetap mendapatkan nilai B. “Saya hanya ingin penjelasan kenapa bisa begitu. Dari awal kampus ini mempromosikan sistem kuliah fleksibel sehingga bisa sambil kerja. Saya merasa, nilai saya tidak mencerminkan usaha yang saya lakukan,” ujarnya kepada Pekanbaru MX (Group Klikmx.com), Sabtu (13/9/2025).


Adzania mengaku sudah berupaya menyampaikan keluhan ke pihak akademik dan dosen, namun diarahkan ke pihak kampus dengan kontak bernama Indra. Dalam prosesnya, Adzania mengatakan sudah meminta solusi kepada rektor.

Namun, Rektor mengatakan bagian pelayanan bukan wewenang dirinya. Adzania mengungkapkan, nilai mata kuliahnya yang bermasalah adalah mata kuliah finalisasi semester 4.

“Ada mahasiswa lain sudah bapak-bapak dan sulit membaca dapat nilai bagus. Terkadang dia minta tunjuk jawaban ujian dengan saya,” ujar Adzania lagi.


Upaya mempertanyakan sistem penilaian, sebut Adzania, ia coba konfirmasi pada Jumat (12/9/2025) kemarin kepada pejabat akademik (pelayanan), lalu ke dosen. Kemudian, ia diarahkan kalau komplain ke pihak Kampus dikasih nomor Indra. 

“Respons (Indra, red) saat saya berkomunikasi melalui aplikasi WhatsApp diarahkan Indra untuk menemui dirinya di kampus. Lalu saya menanyakan balik kenapa harus jumpa bapak. Saya banyak kerjaan. Saya hanya minta jawaban,” kata Adzania.

“Saya hanya minta jawaban. Kenapa harus repot datang ke kampus, sementara saya juga banyak pekerjaan,” keluhnya.

Meski demikian, ia menegaskan ketertarikannya memilih ITBM karena fleksibilitas waktu kuliah yang mendukung pekerjaannya. Sementara pada kenyatannya tak sesuai dengan apa yang telah dipromosikan.

Saat ditemui di kantornya Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru, Sabtu (13/9/2025), Indra yang mengaku sebagai pemilik ITBM meminta Adzania datang langsung ke kampus untuk membicarakan persoalan tersebut. Indra juga membenarkan adanya perbedaan nilai yang sempat dipertanyakan Adzania.

Ia menegaskan bahwa penilaian dosen memiliki dasar dan standar operasional prosedur (SOP) tersendiri yang berlaku di kampus swasta.

“Nilai itu ada ketentuannya. Karena kami kampus swasta, SOP-nya berbeda dengan kampus negeri. Kalau ada mahasiswa yang merasa keberatan, silakan datang ke kampus, kita buka data secara transparan,” kata Indra.

Indra juga menegaskan pihaknya siap memberikan solusi, termasuk revisi nilai jika ditemukan ketidaksesuaian. Namun, ia menyayangkan Adzania lebih memilih menyampaikan masalahnya ke media.

“Saya sudah minta dia datang baik-baik. Kalau memang tidak terima, silakan pindah kampus, kami bisa buatkan surat pindah. Kami melayani seribuan mahasiswa, semua selesai dengan baik. Tinggal datang ke kampus, kita bicarakan secara terbuka,” tegasnya.

Terkait perbedaan nilai mahasiswa yang disebutkan Adzania, Indra mengungkapkan bahwa nilai tersebut sudah direvisi sesuai prosedur. “Nilai adalah hak prerogatif dosen. Kalau dia mau komplain, silakan datang, kita buka semua data. Dunia pendidikan bicara berdasarkan data,” pungkasnya.

Sementara itu, menurut hasil komunikasi Adzania dengan dosen pengajar, melalui saluran aplikasi WhatsApp. Sang dosen mengatakan akan mengecek masalah nilai yang komplain mahasiswanya.

“Nanti ibuk cek y. Kenapa nilai anda C, pertama kehadiran anda hanya 6 kali, lembar uts tidak sampai sama saya”. 

“Emangnya anda mau nilai brpa? Dengan kehadiran hanya 6 kali mbak”. 

“Kalau mau lebih jelas silahkan temui akademik y, temui ibu vika atau ibu rani y mbak”.

Kemudian, sang dosen lanjut menjelaskan, komplain yang disampaikan salah alamat dan mengarahkannya mempertanggungjawabkannya kepada pihak kampus.

“Mbak kalau keluhan ini anda bisa berikan ke institusi kalau ke ibuk itu salah alamat Syg, karna sistim penilaian bukan dosen yg setting sdh dari kampus, kalau mbak mau lihat sertingan nilai bisa datang ke rumah ibuk, silahkan saya tunggu y mbak”.

“Dosen hanya mengajar dan memberikan nilai yg sdh tersistem dari kampus, kalau masalah janji2 kampus itu para dosen tidak mengetahui y mbak”. ***

 

 



Baca Juga