Kapolda Riau: Kami Pegang BEM yang Kepengurusan Ditandatangani Rektor

  • Rabu, 25 September 2019 - 21:50 WIB


KORANMX.COM, PEKANBARU -- Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Riau, mengadakan kegiatan Coffee Morning, Rabu (25/9/2019) di salah satu hotel di Pekanbaru.

Dalam diskusi, seluruh tamu dipersilahkan untuk  menyampaikan isu-isu terkini yang terjadi di Provinsi Riau, seperti permasalahan karhutla, situasi kamtibmas dan isu-isu menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden RI.


BACA JUGA:


Dandrem Wirabima: Pelaku Karhutla Lebih Banyak dari Masyarakat

''Mari kita diskusi secara aktif memberikan masukan, semoga acara kita ini dapat bermanfaat untuk Provinsi Riau,'' kata Kapolda Riau, Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo yang memandu diskusi.

Dalam diskusi dan tanya jawab itu terkait demo mahasiswa, ia mengatakan, untuk pelaksanaan demo, agar para rektor bisa menyampaikan kepada mahasiswa untuk mentaati aturan yang ada, dan bagi kami seluruh kegiatan mahasiswa kami anggap tidak ada yang tidak diketahui oleh rektornya.


"Kami memegang BEM yang kepengurusannya di tanda tangani oleh rektor,  jika tidak kami anggap ilegal,'' tegas Kapolda.

Dalam persoalan karhutla, Irjen Widodo Eko Prihastopo   menyatakan, yang sering muncul dan dikatakan adalah lemahnya penegakan hukum, terhadap Karhutla hal ini tidak benar, karena setiap harinya para personil terus bergerak dan telah mengamankan dan memproses para pelaku baik perorangan maupun korporasi.

''Untuk koorporasi ada tiga koorporasi yang sedang kami tangani,'' kata Kapolda.

Agar mahasiswa tahu kondisi di lapangan, ia mengajak semua mahasiswa yang siap dan mau turun ke lapangan, dalam penanganan Karhutla.

''Kita siapkan transportasinya dan kita dampingi, serta kita siapkan tempat,'' ujar Kapolda.

Untuk menanggulangi permasalahan ini, Kapolda menilai perlu adanya sinergi dan kebersamaan dalam mengatasi tantangan kondisi Karhutla.

Sementara itu Rektor Universitas Riau, Prof Aras Mulyadi melontarkan analisanya. Dikatakannya, pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan yang baik, menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dampaknya dirasakan bersama.

Berbagai upaya yang dilaksanakan mulai dari pencegahan penanggulangan serta adanya rehabilitasi dampak Karhutla, kata Aras, Unri selama ini banyak bergerak di bidang pencegahan termasuk menciptakan konsep, tulisan serta penyampaian pengetahuan kepada masyarakat dalam pencegahan karhutla.

''Upaya pencegahan, penanggulangan sangat perlu terus kita sampaikan kepada masyarakat, sehingga dampak besar yang ditimbulkan karhutla bisa di ketahui masyarakat.  Negara tetangga sudah protes terhadap kita, dan ini akan menjadi catatan bagi kita semua. Kami dari Unri telah membentuk tim Satgas Karhutla, dan nantinya akan membentuk tim yang bisa bersama sama turun kelapangan dalam penanggulangan karhutla,'' papar Aras.

Pada kesempatan yang sama, Wagubri, Edy Natar Nasution mengatakan, tidak benar tuduhan bahwa Pemprov kurang tanggap dalam bencana kabut asap.

''Banyak sekali koreksi di luar yang mengatakan kita kurang tanggap dan lambat terhadap karhutla, itu tidak lah benar. Kita semua sangat serius dalam memberikan perhatian dan penanganan yang tinggi terkait permasalahan ini,'' kata Edy.

Menurut Edy, jika setiap penanganan ada kekurangan, tentu ini Pemprov tidak akan tutup mata, pihaknya akan perbaiki.

Ia mengungkapkan, pasukan yang saat ini tersebar di lokasi-lokasi karhutla lebih dari 6.000 orang, diikuti oleh Satgas Udara sebanyak 5 pesawat Water Bombing, 2 pesawat untuk merakayasa hujan.

''Alhamdulillah hasil kerja Satgas Udara dalam rekayasa hujan, membuahkan hasil, dalam beberapa hari ini kita semua sudah merasakan turunnya hujan,'' ungkap Edy.

''Menurut BMKG, kondisi asap akibat Karhutla yang terjadi di Jambi dan Sumsel terbawa angin hingga ke Riau, sehingga asap di Riau juga berasal dari kiriman Karhutla di Provinsi lain,'' sambungnya.
 
Edy mengatakan, hampir setiap hari ia harus menghadapi demo baik dari mahasiswa, maupun elemen masyarakat lainnya, keinginan mereka untuk penanganan Karhutla sangat kita apresiasi.

''Penjelasan yang saya sampaikan dapat mereka terima, dan bahkan ada yang mau ikut serta dalam penanganan Karhutla,'' ujar Mantan Danrem 031 Wirabima ini.

Menurut dia, perlunya di bangun komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat guna mengetahui proses penanganan Karhutla.

Ia juga menyinggung, beredarnya berita hoax yang saat ini ada di media sosial tentang pernyataan Kapolri yang memerintahkan untuk menembak mati gembong narkoba, dipotong dan diedit oleh pihak yang tidak bertanggung jawab seolah olah itu digunakan dalam penanganan aksi unjuk rasa Karhutla, ini sangat tidak benar.

''Pemerintah tidak akan berhenti dalam penanganan karhutla. Hari ini Kapolda sudah melakukan police line di seluruh lokasi karhutla. Tujuannya adalah, jika lokasi yang dibakar itu tujuannya untuk menanam tumbuhan kembali, maka pada saat ada orang yang kemudian menanam lokasi karhutla, maka penanam itulah yang di duga terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan,'' kata Wagubri.

Ia meminta, agar aksi unjuk rasa yang murni dari hati mahasiswa harus dijaga, karena tidak menutup kemungkinan aksi mereka akan dimanfaatkan dan ditunggangi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi.  

Coffee Morning dihadiri Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution,  dan Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Ronny Irianto Moningka.
Juga hadir antara lain, Kajari Provinsi Riau dan Kemenag Provinsi Riau, Kepala BNN Provinsi Riau, Brigjen Pol Untung Subagyo, Kabinda Riau, Wakapolda Riau, Danlanal Dumai, para Rektor Kota Pekanbaru, para Wakil Rektor Kota Pekanbaru dan  Para Pejabat Utama Polda Riau serta  Kapolresta Pekanbaru.***



Baca Juga