Gubernur Riau Ingatkan Tantangan Digitalisasi: Generasi Muda Perlu Pembinaan Karakter

  • Senin, 15 September 2025 - 11:38 WIB

KLIKMX.COM, PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) H Abdul Wahid SPi MSi, membuka kegiatan sosialisasi Program Pembinaan Pelajar Riau Spiritual Quotient Training (P3R SQT) di Gedung Daerah Balai Serindit, Pekanbaru, Senin (15/9/2025).

Dalam sambutannya, Gubri Abdul Wahid mengingatkan, pentingnya pembinaan emosional serta spiritual bagi generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi dan tantangan perkembangan digitalisasi saat ini.

HONDA 2025

Menurutnya, kecerdasan akademik semata tidak cukup untuk membentuk karakter anak-anak yang tangguh dan berdaya saing.


Gubri juga memberikan penilaian, kemajuan teknologi membawa tantangan besar bagi generasi muda, yang jika tidak diawasi dengan baik, dapat membuat mereka terjerumus ke dalam hal-hal negatif seperti penyalahgunaan narkoba dan pergaulan bebas. Untuk itu, generasi muda perlu pembinaan karakter.

“Dulu, sepulang sekolah saya bermain di parit atau sungai, kalau dicari orang tua pasti ketemu di situ. Hari ini berbeda, anak-anak nongkrong di kafe atau tempat lain, dan jika tidak diarahkan, mereka bisa terseret hal negatif. Karena itu kita butuh ekstra pengawasan dan kegiatan positif bagi mereka,” ungkap Wahid.

Ia berpesan bahwa pendidikan akademik harus dilengkapi dengan pembinaan emosional dan spiritual agar generasi muda memiliki keseimbangan karakter. “Kita harus membina anak-anak secara menyeluruh. Kecerdasan intelektual saja tidak cukup, harus ada pembinaan jiwa dan emosional supaya mereka tidak kehilangan arah,” tambahnya.


Tak hanya soal pembinaan mental, Wahid juga mendorong sekolah-sekolah di Riau untuk menerapkan program peduli lingkungan sebagai bagian dari pendidikan karakter. Artinya, sambung Gubri, para guru dan orang tua harus membiasakan anak-anak untuk mencintai lingkungan sejak dini, mulai dari mengelola sampah hingga memanfaatkannya.

“Saya ingin anak-anak diajarkan cara membuang sampah dengan benar, memilahnya, bahkan mengolahnya menjadi pupuk. Jika dibiasakan di sekolah, kebiasaan itu akan terbawa ke rumah dan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Wahid juga mengungkapkan tentang pentingnya ketahanan pangan dan mendorong sekolah-sekolah untuk memanfaatkan lahan kosong atau halaman sekolah untuk menanam cabai, singkong, hingga padi. 

Melalui pemanfaatan lahan kosong ini, nantinya anak-anak akan lebih memahami pentingnya menjaga ketahanan pangan dari lingkungannya sendiri.

“Kami berharap melalui pembinaan karakter dan lingkungan, anak-anak tumbuh menjadi generasi yang siap menggantikan kita, memiliki jiwa kepemimpinan, dan mampu mengisi kekosongan di masa depan,” pungkasnya. ***



Baca Juga