- Beranda
- X-Travelling
- Akibat Kerusakan Ekor, Pesawat Pelita Air Delay 7 Jam di Pekanbaru
Akibat Kerusakan Ekor, Pesawat Pelita Air Delay 7 Jam di Pekanbaru
- Minggu, 29 Juni 2025 - 08:10 WIB
- Reporter : Hendra Bakti
- Redaktur : Armazi Yendra

KLIKMX.COM, PEKANBARU - Penerbangan Pelita Air dengan kode IP325 dari Pekanbaru menuju Jakarta mengalami keterlambatan hingga tujuh jam. Delay ini disebabkan kerusakan pada bagian ekor pesawat sebelumnya, IP324, yang mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Sabtu (28/6/2025).
Menurut penjelasan resmi, kerusakan tersebut dipicu oleh fenomena alam berupa angin samping (crosswind) dengan kecepatan 20 knot dua kali lipat dari batas maksimal yang direkomendasikan yaitu 10 knot.
“Angin ini datang tiba-tiba dan tidak terdeteksi sebelumnya saat pesawat IP324 hendak mendarat di Pekanbaru,” kata General Manager (GM) Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Radityo Ari Purwoko, Ahad (29/6/2025).
Pesawat IP324 itu sedianya digunakan untuk melayani rute lanjutan IP325 dari Pekanbaru ke Jakarta pada pukul 18.15 WIB. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan teknis, pesawat dinyatakan tidak layak terbang, sehingga maskapai harus mencari solusi untuk mengangkut penumpang ke tujuan.
Akhirnya, jelas pihak Pelita Air langsung menawarkan opsi penginapan hotel kepada penumpang yang terdampak. Namun, sebagian besar penumpang memilih untuk tetap menunggu penerbangan lanjutan di bandara.
Sementara itu, saat proses negosiasi antara penumpang dan pihak maskapai berjalan secara kondusif tanpa insiden.
“Tidak ada laporan penumpang yang marah apalagi mengamuk,” ungkap Oki sapaan akrabnya.
Pelita Air, sambung Oki, langsung merespons cepat dengan mendatangkan pesawat pengganti dari Jakarta, yang akhirnya mendarat di Pekanbaru pada pukul 00.58 WIB. Setelah melalui proses registrasi, akhirnya penerbangan IP325 lepas landas pada pukul 01.35 WIB, membawa 162 penumpang yang terdiri dari 148 orang dewasa, 10 anak-anak, dan 4 bayi.
Selama masa penantian, beber Oki, pihak maskapai memberikan hak-hak kompensasi kepada penumpang sesuai regulasi, termasuk makanan ringan, makan berat, serta voucher senilai Rp300.000 yang dapat diuangkan di Jakarta.
Oki menjelaskan, seluruh proses penanganan keterlambatan berjalan dengan tertib dan profesional. ''Suasana di ruang tunggu tetap kondusif hingga pesawat akhirnya mengudara dini hari,” pungkasnya. ***