Riau Siapkan Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Listrik, Gubri Abdul Wahid Dorong Kolaborasi Daerah
- Senin, 03 November 2025 - 10:30 WIB
- Reporter : Hendra Bakti
- Redaktur : Armazi Yendra
Gubernur Riau H Abdul Wahid SPI MSi (tengah) bersama Bupati Siak Dr Afni Z MSi, Wali Kota Pekanbaru H Agung Nugroho SE MM, Senin (3/11/2025).
KLIKMX.COM, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terus berinovasi dalam mencari solusi berkelanjutan bagi persoalan sampah.
Hal itu ditandai dengan menggelar rapat koordinasi (Rakor) yang dipimpin langsung oleh Gubernur Riau (Gubri) H Abdul Wahid SPi MSi bersama Bupati Siak Dr Afni Z MSi, Wali Kota Pekanbaru H Agung Nugroho SE MM, dan sejumlah kepala daerah terkait untuk mendorong kolaborasi daerah dalam percepatan pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Riau. Rakor ini berlangsung di Rumah Dinas Gubernur Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Senin (3/11/2025).
Menurut Gubernur Abdul Wahid, pembangunan fasilitas PSEL merupakan tindak lanjut dari arahan pemerintah pusat dalam memperkuat pengelolaan sampah nasional secara modern dan berkelanjutan. Proyek strategis ini diharapkan mampu mengubah beban sampah menjadi sumber energi terbarukan yang bernilai ekonomi tinggi.
“Kita kumpul hari ini untuk memastikan kesiapan daerah dalam pembangunan PSEL yang ditugaskan oleh pemerintah pusat melalui Danantara. Ini adalah langkah penting agar sampah tidak hanya dikelola, tetapi juga memberi manfaat sebagai sumber energi listrik,” ujar Gubri Abdul Wahid.
Gubernur menjelaskan, Pemprov Riau telah menyiapkan lahan seluas 40 hektare di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, yang akan menjadi lokasi pembangunan fasilitas tersebut.
Nantinya, pembangunan ini juga akan melibatkan tiga daerah utama yakni Pekanbaru, Siak, dan Kampar, dengan konsep pengelolaan sampah terpadu.
“Kami sudah berkomunikasi dengan Menteri Lingkungan Hidup agar program ini bisa segera didorong. Menteri juga menyarankan agar pengelolaan dilakukan secara kolaboratif antar kabupaten/kota,” kata Abdul Wahid.
Dari sisi pembiayaan, Gubri memastikan proyek ini tidak akan membebani keuangan daerah. Pemerintah pusat menyiapkan skema khusus melalui Danantara dan BUMN, dengan harga pembelian listrik oleh PLN sebesar USD 20 sen/KWh, tanpa kewajiban daerah membayar tipping fee.
“Jaringan listriknya nanti juga akan ditangani oleh PT PLN. Dengan demikian, proyek ini bisa berjalan lancar tanpa menambah beban APBD,” jelasnya.
Gubernur menambahkan, dari aspek pasokan bahan baku, Riau telah memenuhi syarat minimal 1.000 ton sampah per hari sebagaimana ketentuan pemerintah pusat. Berdasarkan data, timbulan sampah di Pekanbaru mencapai 1.011 ton per hari, Siak 192 ton per hari, dan Kampar 350 ton per hari.
“Artinya, jika ketiga daerah ini berkolaborasi, maka kapasitas yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Ini potensi besar yang harus dimanfaatkan,” tegasnya memberikan dorongan.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau, Embiyarman, menyebut proyek PSEL ini menjadi langkah konkret mewujudkan sistem pengelolaan sampah modern yang memiliki nilai tambah.
“PSEL adalah solusi strategis untuk dua masalah sekaligus, pengelolaan sampah dan penyediaan energi bersih. Lahan di Desa Karya Indah sudah siap dan menjadi aset Pemprov,” ujarnya.
Ia menambahkan, program ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang percepatan pembangunan fasilitas PSEL, serta Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025 - 2029 yang menempatkan pengelolaan sampah sebagai program prioritas nasional.
“Pendekatan yang kita lakukan bersifat terintegrasi, dari hulu ke hilir, dengan teknologi ramah lingkungan seperti waste to energy, RDF, biogas, dan komposting skala besar. Jika seluruh pihak berkolaborasi, saya yakin PSEL ini akan menjadi warisan penting bagi masa depan Riau,” pungkasnya. ***



