KLIKMX.COM, PEKANBARU - Dirbinmas Polda Riau, Kombes Eko Budi Purwono SIK menjadi pemateri pada Workshop Green Policing yang diikuti ratusan ketua dan perangkat OSIS SMA/SMK/MA se-Provinsi Riau, digelar pada 12 hingga 14 November 2025, di Aula Tribrata Lantai 5 Polda Riau, Jalan Pattimura, Pekanbaru.

Kegiatan ini menjadi bagian dari gerakan besar Green Policing yang diinisiasi Kapolda Riau Irjen Dr Herry Heryawan SIK MH MHum, dengan filosofi “Melindungi Tuah, Menjaga Marwah''. Dalam rangka mendorong gerakan pelajar peduli lingkungan lewat Workshop Green Policing OSIS se-Riau tersebut.

Menurut Dirbinmas, marwah adalah kehormatan, identitas, dan harga diri masyarakat Riau. “Menjaga lingkungan berarti menjaga masa depan, menjaga identitas, dan menjaga martabat daerah Lancang Kuning,”.

Dirbinmas menjelaskan bahwa konsep Green Policing menekankan peran kepolisian bukan hanya dalam penegakan hukum, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. ''Pemolisian adalah bagian dari membangun peradaban dan kemanusiaan. Pendekatan ini tidak hanya represif, tetapi juga edukatif, preventif, dan partisipatif,” kata Kombes Eko.

Lebih jauh jelas Dirbinmas, Green Policing berangkat dari kesadaran bahwa krisis lingkungan, perubahan iklim, serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) merupakan ancaman serius bagi keamanan manusia dan keberlanjutan sosial-ekologis. Pendekatan ini berpijak pada nilai Global Security, Human Solidarity, dan Environmental Ethics, yang menempatkan kepedulian terhadap bumi sebagai bagian dari tanggung jawab moral kepolisian dan masyarakat.

Secara praksis, Green Policing menitikberatkan pada upaya pencegahan karhutla, penindakan mafia lingkungan, pengawasan tata kelola air dan lahan, hingga mitigasi dampak pembangunan dan pertambangan. Program ini juga mendorong penyelesaian konflik agraria dan penguatan kesadaran publik terhadap dampak kerusakan lingkungan.

Dirbinmas mengungkapkan, bahwa gerakan Green Policing di Riau dibangun di atas tiga pilar utama. Pertama, Green Habit yakni membiasakan perilaku sederhana yang ramah lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan, menghemat energi, dan membawa botol minum sendiri.

Kedua, Green Thinking yakni mendorong pola pikir ekologis dalam setiap keputusan, misalnya memilih transportasi umum dan menghindari barang sekali pakai. Terakhir, ketiga, Green Collaboration yakni mengajak semua pihak terlibat: pemerintah, dunia pendidikan, media, pelaku usaha, hingga masyarakat, dalam semangat pentahelix partnership.

Menurutnya, melalui program Green Policing OSIS, pelajar dibekali dengan strategi implementasi yang terstruktur: deteksi dini, edukasi, mitigasi, advokasi, hingga restorasi lingkungan. Adapun beberapa aksi nyata yang dirancang untuk OSIS di antaranya kampanye lingkungan (propaganda aksi), pembibitan mandiri, produksi kompos sekolah, penanaman pohon, serta pembersihan sungai dan kota.

Para peserta juga dilatih menjadi brand ambassador lingkungan dan trainer di sekolah masing-masing. ''Program ini diharapkan membentuk pelajar sebagai agen perubahan yang mampu menanamkan kesadaran ekologis di kalangan generasi muda,” katanya.

Riau sebut Dirbinmas, dikenal sebagai provinsi dengan potensi besar di sektor perkebunan dan kehutanan, namun juga menghadapi tantangan besar berupa karhutla dan deforestasi. Dalam konteks ini, Green Policing hadir sebagai konsep adaptif yang menyatukan nilai moral, sosial, dan ekologis.

“Green Policing adalah bentuk Polri yang Presisi, prediktif terhadap perkembangan zaman, responsif terhadap lingkungan, dan transparan berkeadilan,” tegas Kombes Eko.

Program ini, jelas Dirbinmas, menegaskan bahwa menjaga bumi bukan hanya tugas aparat penegak hukum, melainkan tanggung jawab bersama. “Melalui keterlibatan pelajar sebagai tunas bangsa, Polda Riau berupaya menanamkan semangat harmoni antara manusia dan alam sejak dini, agar marwah Riau sebagai Bumi Lancang Kuning tetap terjaga,” pungkasnya. ***