Menyedihkan... Sudah Ratusan Kerbau Mati di Kampar Dalam Sepekan

  • Senin, 05 September 2022 - 18:07 WIB


KLIKMX.COM, BANGKINANG KOTA -  Pihak Pemerintah Kecamatan Koto Kampar Hulu meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar, cepat bersikap. Karena kasus hewan ternak jenis kerbau sudah mencapai ratusan yang mati mendadak. 

Menurut Camat Koto Kampar Hulu Ahmad Begap, mengenai kasus hewan ternak yang mati di wilayah dimulai dari penyakit ngorok yang terjadi. 


"Benar ada terjadi, awal mulanya dimulai dari penyakit ngorok. Kemudian berujung kematian. Jadi untuk lebih jelasnya sama bapak sekcam. Karena beliau yang turun lapangan dan mendapat laporan, " ungkapnya, Senin (5/9/2022) kepada KlikMX.com.


Terkait hal ini Sekcam Koto Kampar Hulu, Gusri menjelaskan mengenai kematian kerbau yang terjadi di wilayah desa  sangat banyak yang mati. "Dalam berapa hari ini sudah puluhan ekor kerbau yang mati, " katanya. 

Gusri menyebutkan, untuk kematian kerbau di Kecamatan Koto Kampar Hulu ini terjadi di Desa Tanjung. Sedangkan di Kecamatan XIII Koto Kampar yang kena adalah Desa Gunung Bungsu dan Desa Muara Takus. 

Lanjutnya lagi mengenai kematian kerbau di3 desa ini sangat berderkatan, meskipun salah satunya yaitu Desa Tanjung berada di wilayah Kecamatan Koto Kampar Hulu dan 2 desa lagi Gunung Bungsu dan Muara Takus di wilayah Kecamatan XIII Koto Kampar. 


"Penyebaran kematian ini diduga tertular antar hewan ternak. Hal ini disebabkan kawasannya berdekatan, " ujarnya. 

Masyarakat di sini kata sekcam, di waktu pagi hewan ternaknya dilepaskan dan kemudian menjelang malam barulah di bawa ke kandang mereka.  "Jadi faktor tertular itu lebih rentan terjadi," ujarnya lagi. 

Ketika ditanyakan mengenai rekap data hewan ternak yang mati, Sekcam Koto Kampar Hulu Gusri, mengatakan pihak desa tidak ada memberikannya. 

"Jadi mengenai laporan dan informasi itu dari pihak desa yang mengatakan bahwa sudah ratusan kerbau yang mati mendadak, " sebutnya. 

Kemudian ditanya lagi apakah kematian itu ada dugaan diracun, sekcam mengatakan tidak mungkin terjadi. Karena sebelumnya penyakit ngorok itu beberapa bulan lalu sudah terjadi. "Tetapi untuk yang parahnya kematian kerbau baru terjadi dalam berapa minggu ini," tuturnya. 

Sekcam mengungkapkan awal mula terjadi kasus PMK berapa bulan yang lalu hewan ternak masyarakat sudah dilakukan vaksin. 

Namun sekarang masyarakat di Kecamatan Koto Kampar Hulu jadi takut hewan ternak mereka untuk divaksin. "Karena semakin divaksin makin banyak juga yang mati kerbau mereka," sebutnya. 

Dengan timbulnya hal hal begini dirinya selaku sekcam sangat berharap agar Pemerintah Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau dapat turun langsung mengatasi masalah. 

"Jika tidak masyarakat akan jadi percaya penyebabnya akibat vaksin. Untuk itu sebelum opini ini makin berkembang luas diharapak bersikap," sebutnya lagi 

Selain itu dengan kematian banyaknya kerbau mencapai ratusan ekor dalam seminggu ini, tentunya kasihan masyarakat. "Makanya kita harapkan turunlah pihak terkait ke Desa Tanjung, Muara Takus dan Gunung Bungsu," himbaunya. 

Sebelumnya Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Drs Yusri MSi memerintahkan seluruh dokter hewan dan perangkatnya untuk segera turun langsung ke Kecamatan XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu. 

Hal tersebut disampaikan Drs H Yusri M MSi dalam amanatnya, saat memimpin apel gabungan di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar yang dilaksanakan di halaman kantor Bupati Kampar, Senin (5/9/2022). 

Lebih lanjut, sekali lagi Yusri menegaskan bahwa saat ini di Kabupaten Kampar telah banyak terjadi hewan mati secara mendadak, dalam hal ini sebanyak 5 bahkan sampai 20 setiap hari mati khususnya di Koto Kampar Hulu dan XIII Koto Kampar. 

Untuk itu langkah awal, Yusri minta dinas terkait untuk melakukan turun langsung guna cek apa penyebab kematian hewan tersebut. Apakah kematian akibat kasus penyakit mulut dan kuku (PMK), atau penyakit lainnya. 

"Apapun penyakitnya nanti, lakukan vaksin massal. Apabila wabah ini PMK, maka dalam hal ini secara aturan pemerintah telah mewacanakan pemberian uang ganti rugi terkait hewan ternak milik peternak yang mati karena terserang PMK," terang Yusri.(MX14)



Baca Juga