Kelapa untuk Kesejahteraan Rakyat (2) 

Pancang, Memperpendek Rantai Pasar

  • Senin, 20 Maret 2023 - 20:09 WIB


Laporan: Lukman Hakim,

Indragiri Hilir


BANYAK faktor yang menyebabkan rendahnya harga kelapa di Inhil. Salah satunya, panjangnya rantai pasar. Masyarakat menjual ke penampung, tak langsung ke perusahaan. 


Humas PT Sambu Group Ahlim Ginting menyadari hal itu. Strategi agar harga bagus, pihak perusahaan berencana membuka pancang di sekitaran perkebunan kelapa masyarakat. Pancang merupakan tempat penampungan kelapa. 

"Berencana buka pancang untuk menghindari tengkulak. Ini salah satu strategi agar harga bisa bagus," ujar Ahlim Ginting saat temu ramah dengan peserta Lomba Karya Tulis Jurnalistik (LKJT) Ali Kelana PWI Riau, Sabtu, 18 Maret 2023 malam, di salah satu rumah makan di Tembilahan, Inhil. 

Tak adanya tata kelola niaga kelapa, juga menjadi persoalan. Pemerintah tak berperan dalam menentukan harga sehingga fluktuasi bisa kapan saja terjadi diakibatkan permintaan pasar. 


"Kalau di sektor lain, pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi. Sementara untuk kelapa, tak ada campur tangan. Hanya tergantung permintaan pasar," lanjutnya. 

PT Pulau Sambu Group, lanjut Ahlim Ginting, ikut berupaya menyejahterakan masyarakat di lingkungan operasi. Selain mempekerjakan tenaga kerja lokal, yang paling utama adalah membeli produk kelapa petani tempatan. 

"Hampir 90 persen bahan baku kelapa, datang dari perkebunan mandiri masyarakat tempatan," lanjutnya. 

Ahlim Ginting optimis harga kelapa bisa segemilang dulu, di atas Rp 3.000, asal rantai pasar bisa diperpendek. Kemudian, tarik investor yang membutuhkan bahan baku kelapa, agar bisa beroperasi di Inhil. Dengan begitu, permintaan akan kelapa menjadi meningkat yang berimbas pada tingginya harga kelapa. 

PT Pulau Sambu Kuala Enok, merupakan salah satu perusahaan yang mengolah kelapa. Di sini kelapa diolah menjadi minyak goreng. Minyak goreng Kara namanya. 

Sebagian besar bahan baku datang dari seputaran Kabupaten Inhil, salah satunya Kampung Hidayat. Ada juga yang datang dari provinsi tetangga, Jambi, yakni dari Kabupaten Kuala Tungkal, tapi tak begitu sering dan banyak. 

Perusahaan ini berada di Kuala Enok. Jaraknya dari Kampung Hidayat, lebih setengah jam perjalanan menggunakan speedboat.

Sebelumnya, hasil produksi minyak goreng PT Sambu Kuala Enok sempat diberi nama Dua Sapi.  

"Tak ingat saya kapan, sekitar tahun 1990an lah mungkin ganti namanya," ujar Humas PT Sambu Kuala Enok Udin S. Pengakuan Udin, sudah 20 tahun dia bekerja di sana. 

Semua jenis kelapa dan turunannya seperti kopra, diterima perusahaan ini dari masyarakat untuk diolah. "Kecuali kelapa bulat yang belum dikupas kulitnya, susah juga bawanya, kan besar," jelas pria Bugis tersebut.  

Ada juga PT Sambu Guntung. Di sana, produk andalannya santan, nata de coco dan lainnya. Mereknya sama, Kara. ***

 



Baca Juga