- Beranda
- Rokan Hulu
- Wabup Rohul Pimpin Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi: Dibutuhkan Langkah Responsif
Wabup Rohul Pimpin Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi: Dibutuhkan Langkah Responsif
- Rabu, 05 November 2025 - 10:04 WIB
- Reporter : Achiruddin
- Redaktur : Yendra
Wakil Bupati Rohul H Syafaruddin Poti SH MM, saat mengecek peralatan, Rabu (5/11/2025).
KLIKMX.COM, PASIRPENGARAIAN - Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu (Rohul) menggelar apel tanggap darurat bencana yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, Rabu (5/11/2025).
Apel yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Rokan Hulu, Pasir Pengaraian itu dipimpin langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Rohul H Syafaruddin Poti SH MM.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Kapolres Rohul AKBP Emil Eka Putra SIK MH, unsur Forkopimda, para asisten dan staf ahli bupati, serta seluruh kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Rohul.
Dalam arahannya, Wabup Syafaruddin menyampaikan bahwa apel ini merupakan bentuk pengecekan kesiapan personel dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana alam.
“Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memastikan seluruh unsur yang terlibat mampu bersinergi secara sigap, cepat, dan tepat dalam melindungi keamanan serta keselamatan masyarakat,” ujarnya.
Syafaruddin mengutip data dari United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) tahun 2025 yang mencatat 124 juta jiwa di dunia terdampak bencana alam setiap tahunnya. Ia menegaskan bahwa secara geografis, Indonesia termasuk negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di dunia karena berada di kawasan Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire).
“Berdasarkan survei indeks tahun 2025, Indonesia menempati peringkat ketiga negara dengan potensi bencana tertinggi, yang memiliki risiko kompleks dan tingkat kerentanan tinggi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wabup menyebutkan bahwa BNPB mencatat hingga 19 Oktober 2025 telah terjadi 2.606 bencana alam di Indonesia, meliputi 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 kebakaran hutan dan lahan, 185 tanah longsor, 22 gempa bumi, dan 4 erupsi gunung berapi. Akibatnya, 361 orang meninggal dunia, 37 hilang, 615 luka-luka, serta 5,4 juta jiwa mengungsi.
''Bencana tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi, tetapi juga menyebabkan trauma psikologis dan mengganggu kehidupan sosial masyarakat. Karena itu, dibutuhkan langkah responsif dan berkesinambungan dalam pencegahan dan penanggulangan bencana,” tegasnya.
Syafaruddin juga mengingatkan pentingnya kesiapan seluruh elemen bangsa - mulai dari TNI-Polri, pemerintah daerah, BNPB, Basarnas, BMKG, kementerian, hingga masyarakat - untuk menjamin respons cepat terhadap situasi bencana.
“Melalui sinergi dan kolaborasi yang terintegrasi, kita dapat memaksimalkan mitigasi bencana serta menurunkan tingkat kerentanan masyarakat,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Wabup juga mengutip pesan Presiden RI Prabowo Subianto dalam sidang kabinet paripurna, bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi rakyat dari segala bentuk ancaman, termasuk bencana alam.
“Ini adalah amanah yang harus kita jalankan dengan sungguh-sungguh. Negara harus selalu hadir untuk melindungi setiap rakyat Indonesia, terutama di masa-masa sulit,” ujarnya menegaskan.
Sebagai penutup, Wabup menyampaikan delapan poin penekanan kepada seluruh pihak terkait, di antaranya melakukan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana secara berkelanjutan, memberikan informasi dan imbauan kepada masyarakat terkait potensi ancaman bencana, memastikan kesiapan personel, sarana, prasarana, dan logistik pendukung.
Kemudian, melaksanakan simulasi tanggap darurat secara rutin, mengedepankan kecepatan dan ketepatan dalam evakuasi, bantuan, dan pemulihan. Lalu, menjalankan tugas kemanusiaan dengan empati dan profesionalisme, melakukan evaluasi berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan bencana dan meningkatkan koordinasi lintas sektor agar penanggulangan bencana berjalan terpadu dan tepat sasaran. ***



