34 Mantan Anggota Anshor Daulah Ikrarkan Setia NKRI di Hadapan Gubernur Riau dan Kapolda

  • Jumat, 27 Juni 2025 - 14:19 WIB

KLIKMX.COM, PEKANBARU - Sebanyak 34 mantan anggota jaringan radikal Anshor Daulah (DA) di Provinsi Riau, resmi melepaskan baiat dan mengikrarkan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di Balai Pauh Janggi, Komplek Gubernur Riau, Jumat (27/6/2025). 

Pengikraran berlangsung di hadapan Gubernur Riau H Abdul Wahid SPi MSi dan Kapolda Riau Irjen Herry Herjawan SIK MH MHum.

HONDA 2025

Momentum penting ini menjadi simbol nyata bahwa negara hadir bukan sekadar untuk menghukum, tetapi juga untuk merangkul dan memulihkan.


Acara ini merupakan puncak dari proses panjang selama lima bulan yang digagas oleh Densus 88 Antiteror dan Polda Riau, melalui pendekatan persuasif, pendampingan psikososial, serta asesmen spiritual yang mendalam. 

Dalam suasana penuh haru dan optimisme, ke-34 mantan anggota jaringan radikal tersebut berdiri tegak untuk mengucap Ikrar Setia kepada Pancasila dan UUD 1945. ''Ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah bentuk nyata hijrah ideologi dari kebencian menuju harapan,” tegas Kombes Sunadi, Kasatgaswil Densus 88 Riau.

Dalam sambutan tertulis Kepala Densus 88 Irjen Pol Sentot Prasetyo yang dibacakan oleh Wakadensus 88 Brigjen Pol I Made Astawa, ditekankan bahwa penanggulangan terorisme tidak boleh hanya mengandalkan pendekatan represif. ''Setiap warga negara, selama masih hidup, punya hak untuk memperbaiki diri dan kembali berkontribusi untuk bangsa,” ujar Brigjen Astawa.


Menurutnya, program deradikalisasi yang diterapkan kali ini berlandaskan pada prinsip pemulihan dan reintegrasi sosial, sejalan dengan semangat Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan) yang menjadi visi utama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Para eks anggota Anshor Daulah yang kini kembali ke pangkuan ibu pertiwi telah menjalani serangkaian proses mulai dari identifikasi, verifikasi data, validasi ideologi, hingga terapi psikologis dan pembinaan spiritual. Proses ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan lintas sektor.

Tak hanya aparat keamanan, kegiatan ini turut melibatkan unsur pemerintah daerah seperti Gubernur Riau Abdul Wahid, Ketua DPRD Provinsi, Kejaksaan Tinggi, Pengadilan, serta tokoh agama, adat, dan masyarakat sipil. Semua bergandengan tangan menyambut mereka kembali sebagai warga Indonesia yang utuh.

Kapolda Riau Irjen Pol Dr Herry Herjawan SIK MH MHum menyampaikan bahwa ikrar tersebut adalah awal dari perjalanan baru dalam menjaga keutuhan bangsa.
“Menjadi warga negara bukan hanya soal identitas, tetapi juga soal tanggung jawab menjaga Pancasila, merawat kebhinekaan, dan menjadi pelindung bagi lingkungan sosial tempat kita hidup,” ujarnya.

Kapolda mengakhiri kata sambutannya dengan pembacaan pantun Melayu yang mencerminkan harapan dan semangat kebangsaan:

Lari pagi hati pun lega,
Udara sejuk menyejukkan jiwa,
Bersatu padu jaga Pekanbaru tercinta,
Bersama NKRI, kita jaga Indonesia.

Dalam sambutannya, Gubernur Riau Abdul Wahid mengapresiasi komitmen para mantan anggota jaringan radikal untuk kembali ke jalan kebangsaan. Ia mengakui bahwa melepaskan paham kekerasan yang sudah tertanam bukanlah perkara mudah. “Kami bersyukur bapak-ibu punya tekad luar biasa. Kepulangan kalian ke pangkuan ibu pertiwi adalah kebahagiaan besar bagi kami di Riau,” kata Gubernur Riau.

Ia menekankan pentingnya toleransi, inklusivitas, dan cinta tanah air sebagai nilai luhur bangsa. Gubernur juga menyampaikan pantun penuh makna:

Kalau tuan pergi berburu,
Kalau gelap, pasanglah pelita.
Marilah kita bersatu padu,
Dengan menanam benih-benih cinta.

“Cinta terhadap bangsa ini harus terus dipupuk. Hanya dengan cinta, nilai-nilai kebangsaan dan persatuan bisa hidup dalam kehidupan sosial,” ujar Abdul Wahid.

Gubri juga mengajak semua pihak marilah bersatu padu, caranya dengan menambahkan benih-benih cinta. “Jadi benih-benih cinta adalah kita menghargai, cinta sesama kawan, cinta sesama, cinta persatuan. Itulah bisa menumbuhkan, bisa menghilangkan bisa melepaskan ikatan-ikaran yang sebelumnya”.

“Cinta terhadap bangsa ini perlu selalu bisa kita pupuk, agar nilai kebangsaan, nilai gorong-gorong nilai persatuan bisa terus terpelihara”.

“Pengalaman saudara memang tidak bisa diceritakan, tapi saya berharap masa lalu kawan-kawan ketika bergaul dengan masyarakat. Masyarakat harus bisa menerima karena mereka bagian dari masyarakat”.

Setelah ikrar setia NKRI ini, Gubri mengungkapkan pihaknya akan membantu penyediaan lapangan pekerjaan, pertanian bagi mereka.

“Itu perlu kita galakkan agar mereka merasa merupakan bagian dari negara ini,” ungkap Gubri.

“Kita semua tahu Riau di masa lalu memang tidak luput dari memiliki sejarah kelam tentang terorisme. Pemahaman yang tertutup keras dan ekstrim itulah pemicu kekacauan saat itu tersebut”.

“Ketika seorang menutup mata dengan nilai kemanusiaan dan menutup hati dengan keberagaman. Apa yang kita lakukan hari ini bukan sekedar seremoni, inilah tonggak untuk menyebarkan wawasan kebangsaan hingga ke pelosok Riau,” lanjut Gubri.

“Kita ingin rakyat Riau bukan hanya hapal Pancasila, tetapi menghidupkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari dalam menjaga bersama-sama. Kami dari Provinsi sudah siapkan pelatihan ekonomi dalam kehidupan sosial dalam menuntun rakyatnya ke jalan kebaikan,'' pungkasnya.

Di akhir acara, sebanyak 34 orang yang mengikrarkan diri kembali kepada NKRI membacakan Deklarasi berbunyi.

“Deklarasi Anshor Daulah Riau”

“Kami Anggota Simpatisan Anshor Daulah wilayah Provinsi Riau, menyatakan : 

Pertama : Melepas diri dari baiat kepada pimpinan daulah islamiyah atau ISIS karena bertolak belakang dengan negara kesatuan Republik Indonesia. 

Kedua : Setia dan mengakui bahwa pancasila dan UUD 1945 sebagai Dasar Hukum Negara dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. 

Ketiga, akan meninggalkan dan menjauhi segala bentuk paham maupun tindakan yang bisa memecah belah negara kesatuan Republik Indonesia. 

Keempat : Setia dan menjaga kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia. Kelima : Mengikuti semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara kesatuan Republik Indonesia. 

Setelah pembacaan ikrar, sebanyak 34 mantan anggota Anshor Daulah Islamiyah melakukan penghormatan dan mencium bendera merah putih.

Hadir pada ikrar tersebut, Wakapolda Riau Brigjen Pol Andrianto Jossy Kusumo SH MHan, Kabinda Riau dan perwakilan Kejaksaan. ***



Baca Juga