Tahun Depan Tidak Ada Pemberian Bantuan Subsidi Upah
- Senin, 31 Oktober 2022 - 10:13 WIB
- Reporter : Fopin A Sinaga
- Redaktur : Yendra
KLIKMX.COM, JAKARTA – Pemerintah tidak memasukkan pemberian bantuan subsidi upah (BSU) di tahun depan meskipun ada ancaman resesi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto Minggu (30/10/2022) menyebut, BSU yang diterima tahun ini merupakan langkah pemerintah dalam mengantisipasi kenaikan harga BBM. Bersubsidi.
” Sejauh ini belum ada (rencana di tahun depan, red),” ujarnyam seperti dilansir laman Jawapos.com. Saat ditanya mengenai adanya kemungkinan pemberian BSU saat resesi benar-benar terjadi, Airlangga justru balik mempertanyakan isu tersebut. ”Jarene sopo?” sambungnya.
Dia mengaku, Indonesia cukup optimis di tahun depan. Apalagi, menurut dia, managing director IMF mengatakan jika kondisi Indonesia saat ini seperti titik terang di kegelapan. Hal ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi di 2022 yang mencapai 5,2 persen. Angka tersebut pun optimis bisa dicapai kembali tahun depan.
”Kawasan Indo Pasifik akan tumbuh positif. India tumbuh 6 persen, ASEAN 5 persen, China 4 persen. Dibanding Eropa, Amerika, kawasan Indo Pasifik positif. Pertumbuhan ekonomi ke depan ditarik Indopasifik,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, sektor ketenagakerjaan sedang menghadapi banyak tantangan. Mulai dari revolusi industri yang melahirkan otomasi dan disrupsi di berbagai bidang, serta secara sangat signifikan mengubah lanskap pasar kerja di Indonesia. Lalu, hantaman Pandemi Covid-19 yang juga berdampak cukup dahsyat di sektor ketenagakerjaan ini.
Saat ini sendiri, berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran terbuka per Februari tahun 2022 mencapai 8,4 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,83 persen.
Memang kondisi ketenagakerjaan kita kini sudah mulai membaik, tetapi permasalahan lainnya juga muncul. Termasuk, ancaman resesi ekonomi global yang naudzubillah min dzalik, semoga tidak terdampak pada sektor ketenagakerjaan,” ujarnya.
Ia mengatakan, tantangan atas resesi ini dapat dihadapi dengan peningkatan sumber daya manusia, termasuk kompetensi dan daya saing tenaga kerja. Hal ini selaras dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang menempatkan pembangunan Sumber Daya Manusia menjadi prioritas pembangunan nasional, sebagaimana tertuang dalam RPJMN tahun 2020- 2024.(jpg)