- Beranda
- Lingkungan
- Tari, Anak Gajah Sumatera Ditemukan Mati di TNTN, Kapolda Riau: Ada Luka yang Tak Terkatakan
Tari, Anak Gajah Sumatera Ditemukan Mati di TNTN, Kapolda Riau: Ada Luka yang Tak Terkatakan
- Rabu, 10 September 2025 - 11:00 WIB
- Reporter : Hendra Nainggolan
- Redaktur : Armazi Yendra

KLIKMX.COM, PEKANBARU - Suasana duka menyelimuti Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), setelah Tari, anak gajah Sumatera ditemukan mati pada Rabu (10/9/2025) pagi.
Menanggapi kematian gajah betina muda yang dikenal sebagai “adik angkat” Domang, disebut pihak terkait sebelumnya terlihat sehat.
“Kematian Tari diketahui saat pawang atau mahout melakukan patroli dan pengecekan rutin di area konservasi,” kata Kepala Balai TNTN, Heru Sumantoro.
Diceritakan Heru, awalnya Tari diketahui mati, saat pagi mahout hendak mengecek ke lapangan dan menemukan tari sudah dalam keadaan tidak bernyawa. “Padahal semalam kondisinya masih normal dan aktif,” ujar Heru.
Untuk mengungkap penyebab kematian mendadak ini, tim medis konservasi langsung melakukan nekropsi atau bedah bangkai di lokasi. Selanjutnya, sampel organ tubuh Tari akan dikirim ke laboratorium di Bogor untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk dugaan infeksi virus, penyakit, atau faktor lingkungan lainnya.
“Gajah memang sering kali terlihat sehat, namun bisa tiba-tiba sakit parah atau mati mendadak. Karena itu, kami harus menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebabnya,” jelasnya.
Kehilangan Tari menjadi pukulan berat bagi para mahout dan petugas konservasi di TNTN. Selama ini, Tari menjadi simbol keberhasilan upaya penyelamatan dan perawatan gajah Sumatera yang terancam punah.
Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu, Provinsi Riau, dikenal sebagai salah satu kantong habitat gajah Sumatera yang tersisa. Namun, kawasan konservasi ini terus menghadapi tantangan, seperti konflik satwa-manusia dan perburuan liar.
“Kepergian Tari menjadi pengingat bahwa gajah Sumatera masih sangat rentan. Kami akan terus memperkuat langkah konservasi agar kejadian seperti ini bisa dicegah di masa depan,” pungkas Heru.
Menanggapi kematian Tari, Kapolda Riau Irjen Dr Herry Heryawan SIK MH MHum mengatakan, ketika seorang anak pergi mendahului orang tuanya, ada luka yang tak terkatakan.
“Sebagai orang tua angkat, kepergian Tari meninggalkan kekosongan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata,” kata Kapolda.
Namun, lanjut Kapolda, di balik kesedihan ini, ada kebanggan bahwa ia telah menjalankan tugasnya sebagai duta pelestarian dengan sempurna. ''Tari telah mengajarkan kita bahwa kebesaran tidak diukur dari ukuran fisik atau kekuatan, tetapi dari dampak yang ditinggalkan dalam hati manusia. Kami berjanji akan meneruskan perjuanganmu menjaga kelestarian hutan Tesso Nilo dan melindungi saudara-saudaramu yang masih berjuang di sana,” kata Kapolda.
“Selamat jalan, Tari,” ucap Kapolda lirih mengakhiri. ***