- Beranda
- Lingkungan
- Ngatini Lahirkan Anak Gajah Sumatera di TWA Buluh Cina Kabupaten Kampar
Ngatini Lahirkan Anak Gajah Sumatera di TWA Buluh Cina Kabupaten Kampar
- Selasa, 05 November 2024 - 19:19 WIB
- Reporter : Hendra Nainggolan
- Redaktur : Yendra

KLIKMX.COM, KAMPAR - Taman Wisata Alam Buluh Cina di Kabupaten Kampar, Riau, kembali merayakan kelahiran seekor anak gajah Sumatera dari pasangan gajah binaan, "Robin" dan induk bernama "Ngatini." Kelahiran tersebut terjadi pada Senin (4/11/2024) sekitar pukul 00.50 WIB.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Genman S Hasibuan segera memimpin tim ke lokasi untuk melakukan pengecekan kesehatan.
Tim tersebut juga terdiri dari drh Rini Deswita dan para mahout yang bertugas merawat gajah-gajah di kawasan konservasi. Di lokasi, tim dokter memberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, penambah darah, serta menstimulasi nafsu makan induk gajah.
“Anak gajah yang lahir berjenis kelamin betina dengan berat sekitar 104 kg, lingkar dada 112 sentimeter, dan tinggi bahu sentimeter,” kata Genman.
Bayi gajah tersebut terlihat sehat dan mulai menyusu dari induknya, Ngatini, yang kini berusia 24 tahun. Induk gajah juga tampak sehat dan bersemangat menyantap makanan yang disiapkan oleh para mahout.
Kelahiran ini disambut gembira oleh berbagai pihak yang peduli dengan kelestarian satwa, mengingat anak gajah ini adalah salah satu satwa yang dilindungi.
Keberhasilan kehamilan hingga proses kelahiran ini menunjukkan bahwa TWA Buluh Cina sebagai kawasan konservasi masih cukup kondusif untuk mendukung kehidupan dan kelestarian satwa liar yang dilindungi di Provinsi Riau.
Kelahiran anak gajah ini mencerminkan komitmen serius Balai Besar KSDA Riau dalam upaya melestarikan gajah sumatera di Indonesia.
Kegiatan pelestarian ini diharapkan dapat berkontribusi pada keberlangsungan spesies gajah yang terancam punah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga habitat satwa liar.
"Kelahiran ini adalah sebuah harapan untuk masa depan gajah sumatera dan bukti bahwa upaya konservasi kita di TWA Buluh Cina membuahkan hasil," kata Genman S Hasibuan.(***)