1,9 Hektar Lahan Terbakar di Riau, Bengkalis Terluas

  • Senin, 02 Oktober 2023 - 16:00 WIB


KLIKMX.COM, PEKANBARU - Update terbaru yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, 1.906,38 hektar lahan di Riau terbakar sejak Januari hingga Sabtu (30/9/2023).

Pihak BPBD mencatat wilayah terluas terjadi kebakaran berada di Kabupaten Bengkalis dengan jumlah 393,29 hektar. Terbanyak kedua berada di Kabupaten Inhu seluas 308,84 dan di Rohil seluas 236,00 hektar.


Kemudian di Inhil seluas 255,15 hektar. Selanjutnya di Pelalawan seluas 212,73 hektar, di Kampar seluas 186,09 dan di Dumai seluas 115,67 hektar. Seterusnya, di Kabupaten Rohul seluas 50,60 hektar, di Siak 46,56 hektar, di Pekanbaru 43,70 hektar.


Di Kabupaten Meranti terbakar seluas 39,05 hektar, terakhir di Kuansing terbakar seluas 18,50 hektar.

"Total lahan yang terbakar sejak awal tahun sampai Sabtu (30/9/2023) kemarin seluas 1.906,38 hektar," kata Kepala BPBD Riau Edy Afrizal, kepada Pekanbaru MX, Senin (2/10/2023).

Afrizal menjelaskan total perkuatan Satgas Udara satu heli digunakan untuk patroli dan lima heli water bombing. Pertama, Heli AS365N2 (PK-RTX) BNPB bertambah 1 Sortie Recce di Pelalawan, Inhu, Kuansing, Inhil dan Siak menjadi total 77 Sortie Recce.


Kedua, heli Sikorsky S61N (C-FIZA) BNPB : Bertambah 2 Sortie 45x WB 225.000 liter di Simpang Gaung (Inhil) dan Alim (Inhu) menjadi total 84 Sortie 2.980x WB 14.900.000 literr dan Heli Sikorsky S61A (NS193Y) BNPB : total 5 Sortie 301x WB 1.505.000 liter.

Selanjutnya, heli Kamov KA-32T (RA-31009) BNPB : total 49 Sortie 1.332x WB 6.660.000 liter dan heli Superpuma AS332 (PK-DAN) BNPB : total 67 Sortie 3.413x WB 17.065.000 liter.

Terakhir, heli Superpuma AS332L1 (N332N) BNPB : Bertambah 2 Sortie 61x WB 305.000 liter di Simpang Gaung (Inhil) dan Alim (Inhu) menjadi total 36 Sortie 1.585x WB 7.925.000 liter.

Edy mengakui, bahwa dalam  beberapa hari ini terjadi kabut di Riau. Namun, kabut asap datang dari provinsi tetangga yakni dari Sumsel dan Jambi. Di mana kedua provinsi ini banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Hari ini hampir sama dengan hari kemarin asap menyelimuti wilayah Riau. Ini asap dari provinsi tetangga kita. Angin juga mengarah ke Riau, sehingga asap akibat Karhutla di Sumsel dan Jambi ke Riau. Dari data BMKG, hotspot di kedua provinsi ini cukup banyak, dan belum terkendali. Ditambah lagi musim panas dan tidak ada hujan di Sumsel," kata Edy Afrizal.

Untuk di Provinsi Riau sendiri Karhutla masih terkendali. Hotspot di Riau juga tidak banyak, tercatat hari ini dari data BMKG hanya 7 titik yang tersebar di Kabupaten Rokan Hilir dan Kampar. Dari Karhutla ini tidak ada menyebabkan kabut asap di Riau, sehingga bisa dipastikan asap di Riau ini dari daerah lain. 

"Kalau di Riau Karhutla terkendali, memang ada bebarapa titik tapi tidak besar. Kita (Riau) cuma 7 titik pagi ini, itupun Rohil dan Kampar yang dimonitor dari satelit. Di lapangan ada di Teluk Meranti, di TNTN, di Batang Cenaku, tapi semua tinggal pendinginan. Asap dari tetangga kita masih banyak hotspotnya, kita pernah banyak titik tapi tidak separah ini dan tidak pernah asap seperti ini," jelas Edy.

Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Cabang Riau dr Indra Yovi SpPK mengatakan, saat ini udara di Provinsi Riau tidak sehat. Menurutnya, kondisi yang terjadi mengakibatkan orang-orang berisiko dan anak-anak sangat rentan terdampak akibat udara yang tidak sehat tersebut.

Terlebih, lanjut Yovi, orang yang beresiko, yakni orang-orang yang sebelumnya sudah punya masalah kesehatan pernafasan. 

"Seperti punya penyakit TBC, asma, dan kangker paru itu akan langsung berdampak pada imunitas pernafasan mereka. Kemudian juga pada anak, mereka lebih rentan terkena ISPA, namun itu masih merupakan efek jangka pendek," katanya. 

Sementara itu, untuk efek jangka panjang tergantung pada seberapa parah polusi yang terjadi. Secara awam polusi tersebut juga dapat dilihat dari jarak pandang. Di mana semakin pendek jarak pandang maka semakin berbahaya polusi yang terjadi. 

"Kalau di bawah 100 meter jarak pandang, itu berarti status polusinya hitam," sebutnya. 

Karena itu, pihaknya menyarankan jika melihat status kualitas udara tidak sehat, jika harus bepergian keluar rumah hendaknya menggunakan masker. Terutama bagi kelompok rentan dan anak-anak. 

"Masker yang digunakan masker medis yang biasa saja, tidak perlu masker yang N95," ujarnya. mx6

 

 

 



Baca Juga