- Beranda
- RIAUSTORIA
- Warga Inhu Diserang Dua Ekor Harimau, BBKSDA Riau: Diduga Induk Mengajarkan Anaknya Berburu
Warga Inhu Diserang Dua Ekor Harimau, BBKSDA Riau: Diduga Induk Mengajarkan Anaknya Berburu
- Rabu, 22 Oktober 2025 - 09:08 WIB
- Reporter : Hendra Bakti
- Redaktur : Armazi Yendra
Butet, yang menjadi korban dua ekor harimau saat menjalani perawatan di RSUD Indrasari Rengat.
KLIKMX.COM, INHU - Konflik manusia dan harimau kembali terjadi. Kali ini dialami warga Dusun Nunusan, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) bernama Butet (27).
Ia mengalami luka di kaki kiri dan lutut kanan, setelah diserang dua ekor harimau sumatera, pada Senin (20/10/2025) pagi.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, di kawasan Sungai Balam, Dusun Nunusan, yang termasuk dalam zona tradisional Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Kepala Bidang Teknis Balai Besar KSDA Riau, Ujang Holisudin, dalam siaran persnya, menjelaskan, saat kejadian, korban sedang memanen damar untuk menambal perahu.
“Sebelumnya, harimau sempat memberi tanda keberadaan melalui suara, namun diabaikan karena korban sudah terbiasa mendengar suara tersebut,” kata Ujang, Rabu (22/10/2025).
Setelah raungan suara tersebut, korban diserang oleh dua ekor harimau, yaitu induk dan anaknya. Harimau dewasa menyerang pergelangan kaki kiri korban, sementara anak harimau menyerang lutut kanan.
“Diduga induk harimau sedang mengajarkan anaknya berburu,” jelas Ujang Holisudin.
Butet berhasil selamat setelah memukul wajah anak harimau, yang membuat hewan itu terpental. Melihat hal tersebut, induk harimau kemudian melepaskan cengkeramannya dan pergi meninggalkan lokasi bersama anaknya.
Selanjutnya, dalam kondisi terluka, korban berjalan kaki menuju dusun, lalu dibawa warga ke Desa Rantau Langsat sekitar pukul 12.30 WIB.
“Korban sempat dirawat di Puskesmas Siberida sebelum dirujuk ke RSUD Indrasari Rengat untuk perawatan intensif pada pukul 15.30 WIB,” terang Ujang.
Menanggapi insiden ini, Tim Balai Besar KSDA Riau langsung berkoordinasi dengan pihak Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh selaku pengelola kawasan. Tim kemudian mengunjungi korban dan keluarganya serta memberikan imbauan agar warga lebih waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sekitar atau dalam kawasan hutan yang merupakan habitat alami harimau sumatera.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas sendirian di kawasan hutan, dan segera melaporkan kepada aparat desa atau petugas jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar buas tersebut,” ujar Ujang.
Harimau sumatera, sebut Ujung, merupakan satwa dilindungi dan endemik Pulau Sumatera yang kini berstatus critically endangered atau sangat terancam punah menurut daftar merah IUCN.
“Konflik antara manusia dan harimau di Riau kerap terjadi di wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan konservasi, akibat semakin sempitnya ruang jelajah satwa tersebut,” kata Ujang.
Pasca serangan tersebut, BBKSDA Riau, lanjut Ujang, bersama aparat desa dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, akan terus memantau kondisi di lapangan guna memastikan keamanan warga sekaligus kelestarian satwa langka itu. ***



