Gelar Aksi Bela Rempang, GMMK Riau Tuntut Penarikan Aparat

  • Jumat, 22 September 2023 - 20:23 WIB

KLIKMX.COM, PEKANBARU -- Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK) Riau, bersama organisasi masyarakat menggelar aksi mendukung keadilan bagi masyarakat Rempang, Provinsi Kepulauan Riau, di tugu perjuangan, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Jumat (22/9/2023).

Komando GMMK Riau, Ustadz Yana Mulyana dalam pernyataan sikap yang dibacanya mengutip hadis riwayat HR At Tirmidzi dan HR Muttafaq Alayh.

HONDA ATAS

"Barang siapa yang terbunuh karena menjaga hartanya maka dia syahid" (HR At Tirmidzi).


"Siapa yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tujuh bumi kepada dirinya". (HR Muttafaq Alayh).

Ustadz Yana Mulyana menyampaikan lima pernyataan sikap, pertama bahwa berdasarkan bukti-bukti historis dan empiris di lapangan, penduduk Melayu Rempang bukanlah pendatang, akan tetapi sudah mendiami Rempang sejak tahun 1720 M.

"Mereka adalah keturunan para pejuang yang telah berjasa besar dalam perang mengusir penjajah Belanda dalam perang Riau I (1782-1784) dan Perang Riau II (1784-1787), jauh sebelum ada Republik Indonesia," kata Ustadz Yana.


Kedua, seandainya penduduk Rempang hari ini belum mempunyai sertifikat atas lahan rumah dan pekarangan mereka. Maka itu adalah kelalaian pemerintah karena ketidakpedulian pemerintah terhadap urusan rakyatnya.

"Seandainya mereka berada dalam kawasan hutan, maka bukankah jutaan hektar kebun kelapa sawit ilegal di dalam kawasan hutan akan dipulihkan oleh pemerintah dengan alasan keterlanjutan," lanjut Ustadz Yana.

Ketiga kata Yana, menurut syariat Islam, peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia, dan prinsip Free Prior and Informed Consent (FPIC) maka tindakan represif aparat dan ultimatum pengosongan Pulau Rempang khususnya di wilayah 16 Kampung Tua oleh Pemerintah adalah perbuatan zalim dan berbahaya.

"Keempat menolak mega proyek Rempang Eco City, karena potensi mengorbankan kepentingan rakyat, khususnya masyarakat tempatan Pulau Rempang dan Galang," kata Yana.

Kelima, kami menyerukan kepada seluruh masyarakat Melayu, masyarakat pribumi dan seluruh rakyat Indonesia untuk merapatkan barisan, bersatu menentang segala bentuk neo imperialisme dan tidak membiarkan negara takluk pada oligarki.

Gilirannya, Habib Umar mengatakan, bahwa apa yang terjadi di Rempang dan Galang, Kepri bukanlah investasi.

"Apa yang terjadi di Rempang dan Galang bukan investasi tapi invasi," tegas Habib Umar.

"Rempang Kepulauan Riau satu historis dengan kita, mari kita bela saudara kita yang ditindas seperti penjajah," ajak Habid Umar.

Nasir Penyalai tokoh asal Pelalawan mengatakan, bahwa Pemerintah saat ini tidak seperti Hang Jebat dan Hangtuah.

"Mari kita lawan, hidup Melayu matikan pemerintah yang zalim," kata Nasir Penyalai.

Ceng Lung menambahkan, kalau tidak mundur "TNI dan Polri" kami akan datang.

"Jangan adu kami dengan TNI-POLRI, adu kami dengan tentara China," pinta Cen Lung.

"Hei Prabowo, dimana dirimu yang katanya memihak rakyat. Hai Luhut, jangan sibuk untuk membesarkan usahamu, tapi membuat masyarakat menderita. Dan Mahfud MD, jangan asal ngomong soal Rempang. Karena apa yang terjadi di Rempang dan Galang mengingkari UU 1945," tegas Cen Long.

"Hai para calon wakil rakyat, jangan kalian tampil saat kalian membutuhkan suara kami saat pemilu. Ayo kesini bela saudara-saudara kita yang sedang teraniaya di Rempang dan Galang," kata Cen Long.***



Baca Juga