Kisah Remaja Penjual Sate & Nelayan dari Pulau Terluar di Riau, Wujudkan Mimpi Jadi Anggota Polri

  • Rabu, 08 Mei 2024 - 13:59 WIB


KLIKMX.COM, KEPULUANMERANTI - Dua calon siswa (Casis) Bintara Reguler Pro (Rekpro) asal Kepulauan Meranti, Provinsi Riau bernama Nikita Muharomah dan Muhammad Rofli berusaha mewujudkan mimpinya menjadi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Keduanya bagian kisah dari ribuan remaja berbagai daerah di Riau, yang saat ini sedang mengikuti seleksi oleh yang dilaksanakan SDM Polda Riau.


Nikita dan M Rofli merupakan remaja tangguh. Karena selain bersekolah, mereka juga dengan gigih bekerja untuk menghidupi keluarganya.


Sosok Nikita Muharomah adalah anak pertama dari empat bersaudara, buah hati dari Mulyani dan Gustami.

Nikita mengikuti tes Bintara Rekpro, bermodalkan tekad dan prestasinya dua tahun belakangan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Selain berprestasi, gadis remaja ini merupakan remaja yang gigih. Karena, setiap harinya berjualan sate keliling untuk mencukupi biaya hidup keluarga hingga sekolah dan ketiga adiknya.


Bermodalkan prestasinya itu, Nikita ingin merubah nasib keluarganya agar dapat menjadi lebih baik dengan mencoba tes Rekpro Polri 2024.

Nikita menceritakan, sejak Gustami bapaknya tidak pulang tanpa kabar dua tahun belakangan. Dia tidak punya waktu untuk bermain dengan teman seusianya.

Karena setiap pulang sekolah, dia langsung ke rumah untuk membantu ibunya mempersiapkan bahan jualan sate.

Bagi Nikita berjualan sate setiap malam adalah kebanggaan, karena mampu mengukir prestasi dan menghidupi keluarganya.

“Agar cepat sampai di tempat berjualan ibu mengantar saya membawa gerobak berkeliling di Selat Panjang,” aku Nikita.

Setibanya di tempat berjualan, sambil menunggu pembeli Nikita selalu mengulangi materi mata pelajaran yang diberikan guru dari sekolah.

“Ini saya lakukan untuk mempertahankan prestasi akademik. Karena saya ingin menjadi anggota Polri. Makanya, saya tidak pernah mengeluh,” ucap Nikita.

Nikita mengaku mampu meramu bumbu sate, karena memperoleh ilmu langsung dari bapaknya.

“Bapak sudah dua tahun pergi dari rumah tanpa ada kabar,” tutur Nikita mengenang.

Melalui hasil menjual sate tersebut, diakuinya dapat menambah biaya kebutuhan hidup sehari-hari, ibu dan tiga adiknya.

“Seporsinya dijual Rp10 ribu. Jika ramai pembeli omset setiap malam bisa mencapai Rp150 ribu,” jelas Nikita.

Untuk memahami setiap ilmu yang didapatnya dari guru di sekolah, Nikita selalu menyempatkan diri membaca dan mengerjakan tugas dari sekolah di tempatnya berjualan.

“Kalau belajar di rumah tidak sempat, soalnya setiap pulang sekolah hari sudah sore dan langsung siapkan jualan di rumah. Jadi saat ada waktu kosong saya siapkan tugas di sini. Karena biasanya saya pulang jualan itu sudah malam,” terang Nikita.

Pihak SMA Negeri 2 Tebingtinggi, disebut mengetahui kegiatan Nikita setiap hari harus belajar sambil mencari nafkah untuk keluarganya.

Menurut Dewi Wali Kelasnya, Nikita memang siswa berprestasi di SMA 2 Negeri Tebingtinggi dua tahun belakangan.

“Nikita ini berprestasi di bidang seni dan keterampilan membanggakan sekolah,” sebut Dewi.

Salah satu prestasi Nikita antara lain, dia merupakan anggota Paskibraka SMA Negeri 2 Tebingtinggi.

“Dia (Nikita, red) merupakan anak berprestasi, kemarin waktu di kelas 10 mengikuti paskibraka. Lalu, saat di SMP dia pernah juara 3 tingkat provinsi bidang musik, dia pandai bermain musik,” ucap Dewi.

Kisah calon siswa (Casis) lainnya, juga hampir serupa seperti yang dialami M Rofli. Remaja asal Desa Banglas Barat, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti ini juga belajar sambil bekerja.

M Rofli merupakan lulusan MAN 1 Tebingtinggi. Setiap pulang sekolah, remaja 18 tahun ini lanjut bekerja mencari nafkah keluarga.

“Setelah setelah sekolah, saya langsung bekerja untuk membantu biaya hidup keluarga,” kata M Rofli.

Tak kenal rasa takut, M Rofli mengatakan, sepulang sekolah ia langsung melaut bersama pamannya untuk mencari udang.

“Setiap hari saya bekerja dengan paman saya sebagai nelayan menyondong udang di laut untuk membantu perekonomian keluarga,” kata anak kedua dari dua bersaudara ini.

Keinginannya menjadi anggota Polri, sebut M Rofli sudah ia tanamkan sejak masih kecil. Untuk mewujudkannya, ia telah melakukan berbagai persiapan mulai mental fisik dan nilai akademis.

“Saya berkeinginan menjadi anggota Polri dan sudah saya tanamkan sejak kecil. Saya sudah banyak melakukan persiapan yang saya siapkan untuk menjadi Bintara Polri Rekpro, salah satunya mental dan jasmani,” ungkap M Rofli.

Melalui persiapan yang telah ia lakukan, dia yakin terpilih menjadi salah satu siswa yang nantinya akan mengikuti pendidikan Rekpro Polri 2024 ini.

“Saya yakin karena Polri melakukan tes secara transparan,” katanya yakin.

Tak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada Karo SDM Polda Riau, Kapolres Kepulauan Meranti dan Bupati Meranti, yang telah membantunya dapat mengikuti tes Rekpro Polri 2024.

“Saya berterimakasih kepada Karo SDM Polda Riau, Kapolres Kepulauan Meranti dan Bupati Meranti yang telah membantu saya menjadi Casis Rekpro Kepulauan Meranti tahun 2024. Semoga dan Insya Allah tahun ini saya bisa lulus menjadi anggota Polri. Aamin Ya Rabbal Alamiin,” tutur M Rofli dengan penuh harapan.

Kompol Febriandi, selaku Kasubbag Diapers Biro SDM Polda Riau mengatakan, berharap Nikita dan M Rofli dapat melalui seluruh tahapan seleksi yang akan dilaksanakan. Agar dapat meningkatkan kehidupan keluarganya.

“Hari ini keduanya sedang mengikut seleksi kesehatan tahap I,” kata Febriandi, kepada Pekanbaru MX (Group Klikmx.com), Rabu (8/5/2024).

Febriandi mengatakan, pihaknya selaku panitia selalu memberikan semangat kepada seluruh Casis Rekpro Polri 2024 yang saat ini sedang mengikuti tes.

“Mereka itu beberapa casis yang berasal dari daerah pulau terluar di Riau, mereka tinggal mengikuti beberapa tahapan saja lagi,” sebut Febriandi seraya mendoakan semoga mimpi kedua casis itu terwujud. ***

 



Baca Juga