- Beranda
- Hukum & Kriminal
- 30 Kg Sabu dan Ribuan Liquid Happy Water Lamborghini Disita
Polres Meranti Bongkar Jaringan Narkotika Internasional
30 Kg Sabu dan Ribuan Liquid Happy Water Lamborghini Disita
- Kamis, 09 Oktober 2025 - 16:35 WIB
- Reporter : Hendra Nainggolan
- Redaktur : Nofri Yandi

KLIKMX.COM, MERANTI - Operasi gabungan yang dilakukan secara senyap, oleh Kepolisian Daerah (Polda) Riau bersama Polres Kepulauan Meranti berhasil menggagalkan peredaran narkoba jaringan narkotika lintas negara dengan barang bukti mencapai lebih dari 30 kilogram sabu, ribuan liquid vape mengandung narkotika, serta cairan berlabel “Happy Water Lamborghini” yang ternyata mengandung zat psikotropika berbahaya.
Pengungkapan spektakuler ini diumumkan dalam konferensi pers di Mapolres Kepulauan Meranti, Kamis (9/10/2025), yang dipimpin langsung oleh Wakapolda Riau Brigjen Pol Jossy Kusumo didampingi Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Aldi Alfa Faroqi, serta dihadiri Kepala BNNP Riau Brigjen Christ Reinhard Pusung, Bupati Meranti H Asmar, dan unsur Forkopimda.
Dari hasil operasi, polisi meringkus empat orang tersangka. Masing-masing inisial N (24), selaku koordinator darat sekaligus perekrut kurir.
Kemudian, tersangka J (20), kurir darat, Y (19), pemantau jalur distribusi, serta TS (35), perempuan asal Pandeglang, Banten, yang berperan sebagai pengendali dan penghubung jaringan narkoba dari Malaysia ke Indonesia melalui jalur laut.
Para pelaku ditangkap dalam rentang waktu 26 September hingga 1 Oktober 2025, setelah dilakukan penyelidikan intensif oleh tim gabungan Satresnarkoba Polres Meranti dan Polsek Merbau.
“Dari hasil pemeriksaan, jaringan ini diketahui dikendalikan dari Malaysia. Barang haram itu diselundupkan lewat jalur laut menuju wilayah Merbau, Meranti, sebelum diteruskan ke wilayah lain di Riau,” ungkap AKBP Aldi Alfa Faroqi.
Lebih jauh disampaikan AKBP Aldi, terungkapnya kasus ini menindaklanjuti informasi dari masyarakat pada 26 September 2025 tentang adanya transaksi narkotika di Kecamatan Tasik Putri Puyu.
Setelah empat hari penyelidikan, pada 30 September 2025 sekitar pukul 01.30 WIB, tim menemukan empat pria mencurigakan membawa dua motor Honda Vario biru dan Yamaha NMAX putih melintas di Desa Mengkopot.
Ketika hendak dicegat, para pelaku kabur dan terjadi pengejaran hingga ke Desa Bagan Melibur. Di lokasi, satu motor NMAX ditemukan terbalik dengan karung putih dan tas abu-abu berisi puluhan bungkus sabu bermerek Chinese Tea. Beberapa tas lain berisi liquid vape dan Happy Water Lamborghini juga ditemukan tak jauh dari lokasi.
Tiga pelaku berhasil ditangkap setelah penyisiran hutan dilakukan berjam-jam. Polisi kemudian mengembangkan kasus ini hingga ke Pandeglang, Banten, dan berhasil meringkus TS, pengendali jaringan, bersama satu iPhone 14 yang digunakannya berkomunikasi dengan bandar di Malaysia.
“Dari hasil pengungkapan tersebut, kami menyita sebanyak 30.713,7 gram sabu dalam kemasan teh hijau “Chinese Tea”, 24.302,4 gram Happy Water Lamborghini. Kemudian, 1.034 bungkus liquid vape merek Popeye, Pink, Hijau, dan Ungu, serta 3 unit sepeda motor, serta beberapa telepon genggam yang digunakan untuk koordinasi,” ungkap Kapolres.
Diperkirakan, jumlah sabu tersebut dapat digunakan 90.000 hingga 100.000 orang jumlah yang cukup untuk merusak masa depan satu generasi muda di Riau.
Kapolres AKBP Aldi Alfa Faroqi menekankan, keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama erat antara aparat dan masyarakat. “Informasi dari warga menjadi titik awal keberhasilan operasi ini. Kami berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan masyarakat,” katanya.
Ia menegaskan, Polres Meranti akan terus memperkuat pengawasan di wilayah perbatasan laut.
“Kami tidak akan memberi ruang sedikit pun bagi jaringan internasional untuk masuk ke wilayah Meranti,” tegasnya.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2), 112 ayat (2), dan 132 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana mati atau seumur hidup.
Sementara itu, Wakapolda Riau Brigjen Jossy Kusumo menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah bukti komitmen Polri dalam menutup ruang bagi jaringan narkoba internasional.
“Ini adalah pesan tegas: tidak ada tempat bagi pengedar narkoba di Riau. Kalau pelaku melawan saat ditangkap, tembak di tempat. Saya bersama Kapolda siap bertanggung jawab,” tegasnya.
Ia menambahkan, peredaran narkotika di wilayah pesisir kini semakin canggih dan beragam.
“Pulau-pulau di Riau banyak memiliki pelabuhan tikus. Kami sudah pasang jaringan pengawasan di seluruh titik rawan untuk memutus alur masuk barang haram ini,” ujarnya.
Kepala BNNP Riau Brigjen Christ Reinhard Pusung menyebut pengungkapan ini sebagai yang terbesar sepanjang sejarah berdirinya Polres Meranti.
“Kerja keras ini luar biasa. Polres Meranti tidak hanya menyelamatkan masyarakat, tapi juga generasi muda dari ancaman narkoba. Bayangkan 30 kilogram sabu jika beredar bebas, bisa menjangkiti lebih dari 90 ribu orang,” ujarnya.
Brigjen Christ juga menyoroti modus baru sindikat yang mengubah bentuk narkotika menjadi liquid vape dan minuman cair menyerupai produk legal.
“Jangan tertipu oleh kemasan menarik. Vape bermerek Lamborghini, Popeye, Pink, atau Happy Water bukan sekadar rokok elektrik atau air minum biasa itu narkoba cair yang mematikan,” tegasnya.
Ia mengimbau masyarakat agar lebih waspada, terutama terhadap anak-anak dan remaja yang menggunakan vape tanpa izin edar.
“Kami akan terus bekerja sama dengan Bea Cukai, Kepolisian, dan Pemda untuk menutup jalur masuk serta menindak tegas para pelaku,” ujarnya.***