14 Mantan Guru yang Ijazah Ditahan Akhirnya Tersenyum, Siap Mengabdi untuk Masyarakat
- Rabu, 30 April 2025 - 11:35 WIB
- Reporter : Noviyanti
- Redaktur : Yendra

KLIKMX.COM, PEKANBARU - Sebuah kisah penuh haru datang dari belasan mantan guru di Kota Pekanbaru. Selama berbulan-bulan, bahkan ada yang hingga dua tahun lebih, mereka terpaksa menahan impian dan masa depan karena ijazah yang menjadi hak mereka ditahan oleh pihak sekolah tempat mereka dulu mengabdi.
Kini, setelah perjuangan panjang dan campur tangan seorang wakil rakyat, 14 ijazah tersebut akhirnya berhasil dikembalikan. Haru dan tersenyum merekah dari wajah para guru itu terpancar kembali karena bisa menatap masa depan dengan semangat.
Para guru ini berasal dari berbagai bidang keahlian: dari guru Ekonomi, Matematika, Informatika, administrasi bisnis, guru TKJ, agama, olahraga hingga Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Mereka semua memiliki satu kesamaan nasib yakni tidak bisa melamar pekerjaan baru karena dokumen penting mereka tertahan.
Disampaikan Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Zulkardi, dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di mana awalnya, mereka berniat menyewa pengacara untuk memperjuangkan hak mereka. Hingga telah mengumpulkan uang untuk menyewa pengacara, namun ketika mereka melihat unggahan di media sosial yang membahas isu penahanan ijazah dan menyebut melihat unggahan terkait penahanan ijazah yang sedang dirinya perjuangkan, mereka pun menghubungi.
“Setelah mereka melihat di media dan begitu juga media sosial yang viral terkait penahanan ijazah yang saya perjuangan, mereka cari kontak saya dan menghubungi saya,” jelas Zulkardi.
Zulkardi, yang dikenal aktif menyuarakan suara rakyat menyambut panggilan tersebut. Ia segera menemui para guru dan mengumpulkan data. Dengan semangat membela hak rakyat, ia pun langsung mendatangi sekolah yang bersangkutan.
"Awalnya memang sempat terjadi perdebatan, namun saya jelaskan bahwa menahan ijazah itu tidak dibenarkan secara hukum. Akhirnya pihak sekolah menyerah dan mengembalikan semua ijazah," terang Zulkardi.
Momen pengembalian ijazah itu menjadi sangat emosional. Setelah sekian lama merasa terpenjara secara administratif, mereka kini merasa bebas untuk kembali mengejar panggilan hidup mereka mengabdi sebagai pendidik.
"Allhamdulillah, akhirnya mereka bisa melangkah lagi," ujar Zulkardi.
Perjuangan ini menjadi bukti bahwa suara rakyat tidak boleh diabaikan, dan bahwa kehadiran wakil rakyat yang peduli benar-benar bisa menjadi jembatan harapan.
“Semoga hal ini menjadi pengingat bagi semua pihak, bahwa pendidikan adalah jalan suci, dan para guru adalah ujung tombaknya, mereka berhak mendapat perlakuan yang adil dan manusiawi,” pungkas Zulkardi. ***