Pj Gubri Jawab Tidak Tahu, SMAN 17 Pekanbaru di Bawah SUTET

  • Minggu, 03 November 2024 - 18:04 WIB

KLIKMX.COM, PEKANBARU - Pembangunan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 17 Pekanbaru di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) menuai kontroversi. Penjabat (Pj) Gubernur Riau, Rahman Hadi, enggan memberikan komentar terkait proyek tersebut. 

Saat Pekanbaru MX meminta komentar Pj Gubri melalui wawancara langsung, Rahman Hadi, tidak tahu harus mengatakan apa.

HONDA ATAS

“Nggak tahu saya, tanya Kadisdik saja,” dan langsung berlalu, saat ditemui usai pertemuan dengan alumni IPDN yang akan ditempatkan di berbagai wilayah di Provinsi Riau.


Tidak jauh berbeda, Pj Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Taufiq OH, yang mendampingi Rahman Hadi, turut meminta wartawan Pekanbaru MX, tidak melanjutkan pertanyaan seputar pembangunan sekolah di bawah SUTET tersebut. 

“Tanya soal kegiatan ini saja, tak usah dulu. Atau tanya dengan Kadisdik,” sahut Taufiq.

Terpisah, dihubungi beberapa kali, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Edi Rusma Dinata, hingga saat ini juga belum memberikan tanggapan meski telah dikirim pesan singkat maupun telepon. 


Sikap sejumlah pejabat ini semakin memperkuat keprihatinan warga sekitar terhadap pembangunan sekolah yang dianggap berisiko.

Warga Kelurahan Bandar Raya, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, merasa khawatir atas dampak negatif dari medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh SUTET. 

Seperti disampaikan Nela, salah seorang warga, mengungkapkan kekhawatirannya akan dampak kesehatan bagi siswa yang belajar di gedung tersebut. 

“Aneh juga ya. Kok bangun sekolah di bawah SUTET itu, ya bahaya. Apalagi nanti anak-anak belajar di bawah itu. Radiasinya itu kan bahaya juga,” kata Nela, Selasa (22/10/2024).

Pembangunan SMAN 17 Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Fajar Raya ini sempat terhenti beberapa waktu lalu sebelum dilanjutkan kembali tahun ini. 

Berdasarkan pantauan Pekanbaru MX, lokasi sekolah hanya berjarak beberapa meter dari tiang penopang SUTET, dengan akses jalan menuju bangunan yang berlumpur dan sulit dilalui saat hujan. 

Proyek ini memiliki anggaran sebesar Rp2,74 miliar dari APBD Riau 2024 untuk menyelesaikan sekitar sepuluh ruang kelas yang ditargetkan rampung akhir tahun ini.

Selain kondisi fisik bangunan, bahaya kesehatan akibat paparan medan elektromagnetik dari SUTET juga menjadi sorotan. 

Berdasarkan penelitian ahli, SUTET berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk sakit kepala, pusing, mual, dan masalah serius lainnya seperti tekanan darah tinggi dan gangguan neurologis. 

Terlebih lagi, penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak yang tinggal dalam jarak 200 meter dari SUTET memiliki risiko 70 persen lebih tinggi terkena leukemia.

Di sisi lain, Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Riau, Alfira, juga menolak memberikan tanggapan saat dimintai komentar melalui sambungan telepon. 

Ia hanya menjawab singkat, “Saya lagi acara ini. Nanti saja lagi ya supaya lebih jelas,” tanpa memberikan informasi lebih lanjut mengenai langkah-langkah yang akan diambil terkait proyek tersebut.(***)



Baca Juga