- Beranda
- Internasional
- Petaka Pagi di Bandara Muan, Oh... Bagaimana Bisa?
Petaka Pagi di Bandara Muan, Oh... Bagaimana Bisa?
- Senin, 30 Desember 2024 - 12:01 WIB
- Reporter : NET
- Redaktur : NET

KLIKMX.COM, SEOUL – Siapapun pasti tak menginginkan terjadi sesuatu yang tak mengenakkan di dalam hidupnya. Termasuk para penumpang Jeju Air nomor penerbangan 7C 2216 yang mengakhiri perjalanannya di pagi hari yang berubah menjadi petaka.
7C 2216 bertolak dari bandara Bangkok. Thailand menuju ke bandara Muan di Provinsi Jeolla, Korea Selatan. Pesawat tipe Boeing 737-800 itu diketahui berisi 181 orang yang terdiri dari 175 penumpang dan 6 kru pesawat. Pesawat take off dari Bangkok pukul 01.30 dinihari waktu setempat dan dijadwalkan mendarat pukul 08.30.
Saat mendarat di pagi itulah petaka terjadi. Dalam laporan yang ditayangkan kantor berita Yonhap, disebutkan bahwa ada dua peringatan yang mengemuka. Pertama dari menara pengawas yang memperingatkan adanya ancaman bahaya burung-burung di jalur pendaratan. Peringatan kedua adalah panggilan darurat mayday dari pilot.
Tidak lama setelah melakukan panggilan mayday, pilot mencoba untuk melakukan pendaratan tetapi gagal.Pesawat naik kembali dan mengitari bandara. Saat dicoba kembali, di sinilah peristiwa iitu terjadi. Dalam video yang ditayangkan televisi setempat terlihat pesawat mendarat tanpa menggunakan roda.
Pesawat sempat tergelincir keluar dari landasan kemudian menabrak tembok pagar di ujung landasan. Benturan itu menimbulkan ledakan dan api membakar badan pesawat Dan isinya pada pukul 9.03 pagi waktu setempat.
Korea Times memberitakan bahwa api baru bisa dipadamkan 43 menit setelah kecelakaan. Dari 181 orang yang ada di dalam pesawat, hanya 2 orang yang berhasil selamat. Petugas tanggap darurat menyelamatkan dua anggota kru, yang ditemukan di bagian ekor pesawat, sementara yang lainnya tidak selamat karena sebagian besar badan pesawat terbakar parah dan hancur. Sehingga total 179 orang dinyatakan tewas dalam tragedi tersebut.
Mereka menambahkan, bahwa akan membutuhkan waktu untuk mengidentifikasi para korban akibat badan pesawat yang terbakar dan hancur. Para awak pesawat yang berhasil diselamatkan, langsung dipindahkan ke rumah sakit di Seoul dan tidak dalam kondisi yang kritis.
Salah satu dari mereka mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh, dan ditempatkan di unit perawatan intensif, sementara yang lainnya mengalami cedera di kepala dan pergelangan kaki.
Ini adalah kecelakaan penerbangan paling mematikan yang terjadi di Korea Selatan, melampaui kecelakaan pesawat Asiana Airlines pada tahun 1993 yang menewaskan 66 orang. Pihak berwenang sedang menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. Meskipun rekaman video menunjukkan, bahwa roda pendaratan pesawat mengalami kerusakan.
Para penyelidik percaya, bahwa tabrakan dengan burung mungkin menjadi penyebab kecelakaan tersebut, karena beberapa saksi mata melaporkan bahwa pesawat bertabrakan dengan burung.
Sebuah video juga merekam mesin di bawah sayap kanan, yang mengeluarkan api dan asap sebelum kecelakaan terjadi.
“Menara pengawas di bandara memperingatkan pesawat akan adanya potensi serangan burung,” kata seorang pejabat di kementerian transportasi dalam sebuah konferensi pers. “Satu menit setelah peringatan tersebut, pilot mengeluarkan panggilan mayday, dan pesawat jatuh lima menit kemudian.”(***)