- Beranda
- Hukum & Kriminal
- Modus Kenalan di Medsos, WNA Nigeria Tipu Warga Pekanbaru hingga Ratusan Juta
Modus Kenalan di Medsos, WNA Nigeria Tipu Warga Pekanbaru hingga Ratusan Juta
- Kamis, 20 Februari 2025 - 16:46 WIB
- Reporter : Ridho Fernandes
- Redaktur : Nofri Yandi

KLIKMX.COM, PEKANBARU--Polresta Pekanbaru mengungkap kasus penipuan online dan konvensional yang melibatkan seorang warna negara asing (WNA) asal Nigeria.
Peristiwa ini terjadi pada 11 Desember 2024 lalu di toko Ummi BRI Link, Jalan Rambutan, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai.
Salah satu tersangka seorang pria warga Nigeria, bernama Valentine Iheanacho alias Nnaji (27) telah diamankan polisi.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Berry Juana Putra melalui Kanit Tipidter, Ipda Haby Chefrianto mengatakan, modus tersangka mengajak korban berkenalan melalui media sosial (Medsos) dan menjanjikan akan mengirimkan uang 30.000 dollar melalui ATM.
“Untuk memastikan transaksi, korban diminta mentransfer uang terlebih dahulu sebesar Rp365 juta,” terang Ipda Haby, Kamis (20/2/2025).
Namun, setelah ditransfer tersangka tidak bisa dihubungi. Merasa tertipu korban membuat laporan ke Polresta Pekanbaru.
Setelah menerima laporan korban tim Unit Siber Polresta Pekanbaru melakukan serangkaian penyelidikan dan berhasil lebih dulu melacak keberadaan dua orang tersangka lainnya yakni, Putri Indah Sari serta Dina Asih yang saat itu sedang berada di Provinsi Jakarta.
Ia menambahkan, usai melakukan penangkapan terhadap dua tersangka lain pada 11 Februari 2025, keterangan mereka mengarah ke Valentine Iheanacho.
“Saat diinterogasi, tersangka Putri Indah Sari serta Dina Asih mengaku berperan sebagai admin atas perintah seorang WNA asal Nigeria bernama Valentine Iheanacho yang saat itu sedang berada di Gianyar Bali,” jelasnya.
Dari pengakuan tersebut, tim langsung berkoordinasi dengan Polres Gianyar dan menangkapnya pada 12 Februari 2025 di alamatnya di Bali.
Saat diinterogasi, tersangka mengakui perannya dalam penipuan tersebut. “Saat ini, polisi masih mencari tersangka lain, Armani, yang diyakini sebagai otak di balik jaringan ini,” ulasnya.
Para tersangka dijerat pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang ITE dan Pasal 378 KUHPidana mengenai Penipuan.
Penyelidikan masih berlanjut untuk mengungkap lebih banyak detail dan menangkap tersangka lainnya. ***