Pekerja PT SAS Tewas Diserang Harimau, BKSDA Riau Lakukan Mitigasi & Masyarakat Gelar Semah Kampung

  • Senin, 22 Juli 2024 - 17:20 WIB

KLIKMX.COM, PEKANBARU - Enam hari paska peristiwa tragis yang dialami Yosania Zega (43) pekerja PT SAS, yang diserang harimau sumatera di Dusun II, Kampung penyengat, Sungai Apit, Kabupaten Siak. 

Pihak Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Riau masih melakukan upaya mitigasi.

HONDA 2025

Upaya mitigasi ini dilakukan sejak Jumat (16/7/2024) hingga pada hari Ahad (21/7/2024) bersama tokoh masyarakat dan pemerintah dusun.


“Kami telah melakukan langkah-langkah melakukan komunikasi lanjutan dengan pemerintah kampung, Babinsa, Bhabinkamtibmas hingga KPH dan tokoh masyarakat,” kata Kepala Bidang KSDA Wilayah II, Mustafa Imran Lubis SP, kepada Pekanbaru MX (Group Klikmx.com), Senin (22/7/2024).

“Penanganan seperti ini sudah terjadi beberapa kali,” terang Mustafa.

Dari hasil komunikasi yang telah dilakukan, para tokoh masyarakat mengharapkan mitigasi dilakukan melalui kearifan lokal jadi dengan rencana adat istiadat.


“Hal ini dilakukan karena mereka mempercayai, mereka memiliki ikatan emosional dengan satwa harimau tersebut. Sehingga masyarakat bersama tokoh setempat menggelar kegiatan Semah Kampung,” ungkap Mustafa.

Menurut keterangan tokoh masyarakat di sana, tujuan melakukan Semah Kampung ini agar harimau yang biasa mereka sebut nenek belang, tidak mengganggu masyarakat sekitar kampung.

“Hal ini dilakukan harapannya agar harimau tidak kembali ke kampung,” jelas Mustafa.

Namun, lanjut Mustafa, selain itu, pihaknya tidak berdiam diri dengan melakukan berbagai langkah seperti pemasangan kamera trap, pemantauan menggunakan drone termal malam hari.

“Selain itu, kami juga melakukan langkah-langkah pemasangan kamera trap, pemantauan menggunakan drone termal malam hari. Kemudian melakukan sosialisasi terhadap masyarakat, khususnya aktivitas di sekitar lokasi kejadian serangan harimau,” ucap Mustafa.

Menurutnya, dari hasil pemantauan yang telah dilakukan pihaknya sampai saat ini tidak menemukan tanda-tanda kehadiran harimau di kebun warga.

“Hasil pemantauan yang dilakukan sejak Jumat hingga Ahad, tidak ditemukan tanda-tanda kehadiran Harimau Sumatera di kebun. Mudah-mudahan masyarakat dapat beraktivitas dengan aman di lingkungan mereka,” hadap Mustafa.

Kegiatan ini dilakukan menindaklanjuti konflik yang melibatkan manusia dan harimau di belakang Camp PT SAS, Kp Penyengat, Sungai Apit, mengakibatkan kepala korban putus, Selasa (16/7/2024) malam.

Korban teridentifikasi bernama Yosania Zega, usia 43 tahun warga Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Perawang.

Saksi kepada petugas mengatakan, saat itu korban permisi buang air kecil tak jauh di belakang camp pekerja.

“Akibat serangan harimau tersebut kepala dan badan korban putus,” kata Kapolsek Sungai Apit, AKP Rinaldi Situmeang, Rabu (17/7/2024).

Saksi pertama yang melihat kepala dan tubuh korban terpisah adalah Ilham Sinaga, rekannya sesama pekerja.

“Saksi ini sempat melihat korban diseret harimau ke dalam kebun sawit,” terang AKP Rinaldi.

Rinaldi menjelaskan, kronologisnya berawal saat korban permisi kepada temannya hendak buang air.

Tak lama pergi, tiba-tiba korban berteriak minta tolong. Sehingga, Ilham Sinaga langsung mendekati sumber suara.

“Tiba di lokasi saksi melihat rekannya diseret harimau ke dalam kebun sawit,” kata AKP Rinaldi.

Dalam keadaan panik, Rinaldi langsung memanggil-manggil temannya untuk ikut mencari Yosania yang dibawa harimau ke dalam kebun sawit.

“Sekitar lebih kurang 20 meter di belakang belakang camp, saksi menemukan korban ditemukan dalam kondisi kepala dan badan yang sudah terpisah dan tubuh korban dievakuasi ke camp,” terang AKP Rinaldi.

Pada Rabu (17/7/2024) sekitar pukul 10.00 WIB, pihak keluarga pun menjemput jasad korban untuk dikebumikan.

Menindaklanjuti peristiwa tersebut, pihaknya, sebut Rinaldi, bersama Pemerintah Kecamatan Sungai Apit telah meminta bantuan tim dari BBKSDA Provinsi Riau untuk melakukan pengamanan Satwa liar di Kampung Penyengat 

Rinaldi menceritakan, tim gabungan menemukan beberapa hambatan untuk mencapai lokasi di antaranya sulitnya menjangkau medan, di lokasi juga tidak ada sinyal. 

Selanjutnya, kawasan dan areal PT SAS merupakan daerah yang masih terdapat binatang buas harimau yang sangat membahayakan manusia. ***

 



Baca Juga