Mobil Plat Merah Datang, Pemalak Warga Aceh di Bandara SSK II Langsung Berhamburan

  • Jumat, 05 Agustus 2022 - 22:18 WIB


Awalnya, Bram mengaku tidak curiga kedatangan SR. Karena menilai pria yang datang adalah temannya (tandem) driver.

“Saya pikir kan saya pernah shooting di Kalimantan, jadi pernah ada driver yang suka bawa temannya, tandeman. Saya pikir temannya, karena mereka pakai bahasa lokal. Ternyata saya lihat driver saya gemetaran berarti something wrong,” kata Bram.


“Akhirnya saya tanya, karena saya rekam. Ternyata driver dipermasalahkan karena driver saya ini baru dan tidak punya surat tugas,” terang Bram.


Setelah beberapa lama berdebat, selanjutnya Bram dan driver katanya akan dibawa ke kantor yang representatif, ternyata dibawa ke tempat tongkrongan supir taksi.

“Di sana mereka mulai mengintimidasi driver saya. Jadwal saya mulai terganggu karena tidak bisa keluar bandara. Percuma berdebat sana sini,” ujar Bram.

“Kemudian saya mengeluarkan surat tugas dari kementerian, nggak pengaruh juga buat mereka. Mereka tetap mengintimidasi driver saya,” kata Bram.


“Intinya mereka meminta sejumlah uang agar naik taksi mereka. Akhirnya, setelah sampai di luar bandara, saya boleh turun, namun tetap membayar,” lanjut Bram.

Namun, Bram mengaku tidak memberikan uang yang diminta setibanya di luar bandara. “Saya bisa keluar sebenarnya jika mengikuti kemauan mereka, cuma harus membayar sejumlah uang,” aku Bram.

Bram mengakui, uang yang diminta jumlahnya tidak besar. Namun, karena berprinsip tidak menyetujui pemerasan, sehingga enggan memberikan.

“Menurut saya itu kecil, namun saya tidak mau karena artinya saya setuju pemerasan itu.  Akhirnya saya tidak mau,” katanya.

Karena tidak ada kata sepakat, Bram memutuskan menghubungi klien yang mengundangnya ke Pekanbaru.

“Tak lama saya telepon klien saya, kemudian datang menggunakan plat merah. Setelah itu mereka lari cuma melihat plat merah datang,” ungkap Bram.

Atas pengalamannya tersebut, Bram menilai hal itu sering terjadi kepada masyarakat lainnya.

“Menurut saya hal ini sering terjadi. Setelah saya posting di IG, banyak orang berkomentar mengalami hal serupa. Katanya pernah ada orang tua jemput anaknya, juga mengalami hal yang sama,” kata Bram. 

Ditanya berapa jumlah uang yang diminta pelaku, Bram mengatakan hanya diminta uang rokok.

“Cuma saya tetap pada prinsip saya,” sebut Bram.

Ditanya kedatangannya ke Mapolsek Bukit Raya, Bram mengaku tidak mengetahui maksud dipanggil.“Saya tak tahu tujuan ke sini. Saya dipanggil driver, diajak ke sini,” katanya.

Selain itu, Bram mengaku memposting pemerasan tersebut karena tidak ingin ada korban lainnya.

“Saya begini karena saya punya anak perempuan dan sering naik pesawat seorang diri. Bagaimana jika hal itu dilakukan terhadap turis mancanegara,” harap Bram.(***)



Baca Juga