Mas Mul, Sang Suksesor Megawati dan Jokowi, Ini Rekam Jejaknya di Nasional dan Riau

  • Selasa, 27 Desember 2022 - 12:22 WIB


KLIKMX.COM, PEKANBARU -- Berada dalam lingkaran kekuasaan, tak membuatnya tergiur dan lebih memilih berada di luar untuk mengawal, serta memberi masukan atas kebijakan pemerintah.

Ya, dia adalah Mulyono. Salah satu kader atau petugas partai di luar struktur pemerintahan yang ikut menyukseskan kepemimpinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di tingkat nasional.



Rekam jejak Mulyono selama bekerja sebagai kader PDI-P menuai decak kagum, baik itu di tingkat nasional dan daerah. Di Riau sendiri, ia memberikan kontribusi yang tidaklah kecil.


Mas Mul, begitu sapaan akrabnya, memulai pengabdian sebagai tim kesekretariatan pertama kantor PDI-P di Lenteng Agung. Ia mendapat tugas khusus membantu pemenangan Megawati sebagai presiden pada Pemilu 2004. 

Usai berhasil memenangkan Megawati, mas Mul kemudian kembali terjun menjadi penggerak tim pemenangan Joko Widodo sebagai presiden dua periode. Setelah berhasil mengantar kader terbaik partai meraih kepemimpinan nasional, ia konsisten berada diluar pemerintahan untuk mengawal kebijakan pemerintah.

Salah satu tugas khusus yang ia tunaikan adalah menjadi bagian dari tim nasionalisasi Blok Rokan Hulu, sebagai upaya membumikan ajaran Trisakti Bung Karno, yaitu 'berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan'.


Lahir di Wonogiri pada 1 Juni 1971, mas Mul dibesarkan dalam kultur nasionalis kental. Sang ayahnda Soelarno, atau dikenal dengan sebutan 'pak Tjipto', adalah loyalis presiden pertama Indonesia Soekarno dan sudah menjadi salah seorang aktivis PNI di Solo Raya. Tak hanya itu, sang ayah juga ikut dalam proses fusi partai-partai nasionalis menjadi PDI dan turut hadir di arena Kongres Luar Biasa (KLB) Surabaya, sebagai cikal bakal sejarah lahirnya PDI-P.

Seolah menapaktilasi jejak sang ayah, mas Mul pun tumbuh menjadi sosok nasionalis-religius pendukung Megawati Soekarnoputri. Dukungan penuhnya terhadap PDI-P dibuktikan dengan menjadi bagian tim kesekretariatan pertama di kantor Lenteng Agung, dibawah 'bang Lexi' (Alexander Litaay). Dirinya juga Hadir dalam pemberian KTA rombongan awal pendukung PDI-P di Jagakarsa, bersama almarhum Tjahjo Kumolo dan kawan-kawan.

Kerja keras mas Mul bersama seluruh elemen PDI-P tuntas dengan terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai presiden. Tidak seperti kebanyakan kader yang antusias berada disekitar lingkaran pemerintahan, mas Mul memilih istiqomah berada di luar untuk mengawal dan memberi masukan. 

Usai sukses mengantar Megawati Soekarnoputri sebagai RI 1, mas Mul pun kembali menekuni kesibukan profesionalnya. Ia bekerja di banyak perusahaan asing Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Sampai dengan panggilan perjuangan kembali membawanya ke tanah air, dengan penugasan baru menjadi bagian dari tim pemenangan Joko Widodo menuju kepemimpinan nasional. 

Joko Widodo atau Jokowi, sudah tidak asing bagi mas Mul. Ia bahkan sangat dekat, terlebih sebagai putra asli Solo, hingga tidak membutuhkan waktu lama bagi mas Mul memutuskan kembali ke tanah air dan melepas karir profesionalnya di luar negeri.

Kiprahnya sebagai bagian dari tim pemenangan Jokowi berlanjut hingga Pemilu Presiden 2014 dan 2019. Ia menjadi sosok sentral pembentukan jaringan relawan Jokowi diseluruh Indonesia. Bersama dengan loyalis Jokowi lainnya, mas Mul terjun langsung ke pelosok negeri menggalang dukungan untuk kemenangan Jokowi. 

Dirinya juga dipercaya menduduki posisi penting dalam organisasi relawan. Di antaranya, sebagai Ketua Dewan Pembina Jokowi Center Foundation, Kepala Sekretaris Revolusi Mental Institute, dan Barisan Relawan Jokowi Presiden (BARA JP).

Dengan posisi dan perannya dalam tim pemenangan Presiden Jokowi, menduduki jabatan publik tentu bukan hal sulit bagi mas Mul. Namun, kembali ia bersikeras untuk tetap berada diluar pemerintahan, dengan berperan menjadi penyambung aspirasi rakyat dan penghubung jaringan relawan pendukung presiden Jokowi. 

Beberapa aspirasi yang berhasil ia perjuangkan di antaranya adalah pengambil alihan Blok Rokan menjadi milik NKRI, perjuangan pembentukan Provinsi Pegunungan Tengah di Papua, hingga terlibat dalam tim persiapan pembangunan IKN di Kalimantan Timur.

Soal Blok Rokan, terhitung tanggal 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan di Provinsi Riau beralih dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). 

Alih kelola ini menjadi tonggak sejarah pengelolaan hulu migas di Indonesia. Saat ini, Blok Rokan yang wilayah kerja di Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, Siak dan Kampar, menyumbang 24 persen dari total produksi minyak Indonesia.

Hebatnya lagi, setahun kemudian, PT Pertamina (Persero) pada bulan Agustus 2022, melalui blok minyak raksasa peninggalan Chevron ini, berhasil menambah cemerlang kinerja produksi perusahaan secara keseluruhan.

Tercatat, pada semester I-2022, Pertamina mampu meningkatkan produksi minyak gas (migas) sebesar 965 ribu barel per hari (mboepd), dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu mencapai 850 mboepd.

Rekam jejak tersebut menjadi bukti loyalitas dan pengabdian mas Mul sebagai kader tulen PDI-P. Keberpihakannya terhadap rakyat kecil dan kemampuan mengorganisir jaringan relawan akar-rumput, menjadi kelebihan yang dibutuhkan oleh PDI-P dalam upaya membumikan ajaran Tri Sakti Bung Karno. 

Hal inilah yang dapat dijadikan dasar DPP PDI-P menugaskan Mulyono, menjadi Bacaleg DPR RI pada pemilu 2024 mewakili rakyat dari Dapil Riau 1. Yang meliputi Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, dan Kabupaten Kepulauan Meranti.(MX7)



Baca Juga