Melihat Nyata Hutan Lindung yang Tak Dilindungi (1)

Bukit Tabandang Disikat Perambah dari Sumbar, Kuansing Krisis Hutan

  • Senin, 09 Januari 2023 - 08:40 WIB


KLIKMX.COM, TELUKKUANTAN - Keadaan hutan lindung di Kuantan Singingi (Kuansing), makin memprihatinkan dan mengalami krisis akibat terus dibabat oleh perambah ilegal. Selain hutan lindung Bukit Betabuh, rupanya hutan lindung Bukit Tabandang (yang masih gugusan Bukit Betabuh) yang berada di wilayah Lubuk Ambacang, Hulu Kuantan, Kuansing juga sedang dirambah.

Pekanbaru MX yang dihubungi warga setempat yang mengaku bernama Dea Minggu (8/1/2023) pagi, langsung bergerak ke tempat Dea menunggu, yaitu di kawasan wisata Air Terjun Ngarai Batang Ogan, Lubuk Ambacang.


Di tempat itu selain Dea, ada juga 2 temannya yang sudah siap dengan mengendarai dua unit sepeda motor trondol (motor pengangkut getah) untuk mengantar Pekanbaru MX menelusuri tempat pembalakan liar tersebut.


Sebelum berangkat, tangan Dea menunjuk ke arah air Ngarai Batang Ogan. Dia memperlihatkan warna air yang sudah keruh. Menurut Dea, keruhnya air karena aksi pembalakan yang menggila, karena para perambah mulai membuat jalan untuk melancarkan mereka mengeluarkan kayu dari hutan.

''Gara-gara perambah ilegal itu, air Ngarai Batang Koban jadi keruh. Ini karena mereka sedang membuat jalan di tengah hutan untuk mempelancar keluarnya kayu mereka dari hutan. Oleh karenanya kita harus dapat menghentikan aksi mereka yang sangat merugikan masyarakat sekitar,'' ujar Dea.

Pekanbaru MX pun berangkat bersama Dea dan berboncengan diikuti oleh kedua teman Dea. Jalan yang mendaki dan terjal juga becek karena habis diguyur hujan memberikan sensasi tersendiri dalam mengarungi jalan menuju hutan lindung tersebut. Beberapa kali Pekanbaru MX dan tim jatuh bangun dan harus berlari mendaki karena motor tidak sepenuhnya mampu untuk berjalan dengan sempurna diarena jalan yang setapak, terjal dan licin itu.


Hingga akhirnya sekitar kurang lebih 7 kilometer mengarungi jalan setapak menuju areal hutan lindung Bukit Tabandang, Pekanbaru MX dan tim harus berjalan kaki kurang lebih 20 menit, mengarungi jalan setapak yang tidak bisa dilalui motor. Di kiri kanan jalan kami hanya melihat pohon-pohon jenis banio, kulim, meranti dan tamosu yang berukuran sedang dan besar. Dalam perjalanan kami juga diiringi suara berbagai binatang hutan.

Jalan di depan pun semakin terang, begitu kami sampai, ternyata yang terang itu adalah jalan yang baru saja dibuat. Dan benar saja, suara alat berat pun terdengar sahut menyahut karena sedang membuat jalan diarah depan yang diperkirakan cukup jauh dari jalan yang sedang Pekanbaru MX injak.

Jalan yang lebarnya sekitar 6 meter dan berada ditengah hutan lindung itu masih basah dan menyisakan jejak alat berat seperti eksavator dan buldozer.

Ketika Pekanbaru MX berjalan ke depan hingga sekitar 50 meter. Tampak lah sungai yang memiliki air terjun, yang menurut Dea adalah hulunya objek wisata Air Terjun Tutuh Tingkat Batangkoban dan Air Terjun Ngarai Batang Ogan yang airnya sudah keruh, tempat pertama kali Pekanbaru MX jumpa Dea dan kawan-kawan.

''Iya pantas keruh. Rupanya ini yang terjadi. Memang habis alam kita,'' ujar Dea sambil melihat titik koordinat lokasi yang menunjukkan angka 0.63782.101.34626.



Baca Juga