Sumbang Triliunan untuk Negara, Jalan di Tapung Raya Kampar Rusak Parah

  • Senin, 31 Agustus 2020 - 11:23 WIB


KLIKMX.COM, KAMPAR -- Kecamatan Tapung, Tapung Hilir dan Tapung Hulu, daerah penyumbang terbesar Dana Bagi Hasil (DBH). Ratusan miliar dan bahkan triliunan rupian untuk Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar. Namun sayang meski daerah yang memberi kontribusi penghasilan. tetapi kondisi jalannya sangat memprihatinkan dan menyedihkan.

Pantauan  Klikmx.com, kondisi kerusakan bisa dilihat sepanjang jalan lintas Flamboyan-Petapahan, lubang dengan kedalaman 50 sentimeter  tidak terhitung jumlahnya.


Bahkan dengan kondisi jalan yang berlubang tersebut membuat para pengguna jalan harus mencuri jalur sebelahnya demi menghindari lubang yang dalam. Sehingga hal ini menyebabkan kemacetan jalan dan bahkan insiden kecelakaan lainnya.


Anggota DPRD Kampar dapil Tapung Raya  Sunardi mengakui, kondisi buruk jalan lintas di tiga kecamatan tersebut yaitu Tapung, Tapung Hulu dan Tapung Hilir. Ini bukan hal baru lagi bagi dirinya. Tetapi sudah berlangsung sangat lama, kondisi jalan yang rusak.

"Sayangnya tidak ada yang peduli dengan kondisi jalan tersebut, meski kondisi jalannya rusak dan lubangnya dalam dalam. Hal tersebut sama sekali sudah menjadi pemandangan yang lumrah dilihat saat ini, karena meskipun bersuara tidak juga didengarkan," ungkapnya, Senin (31/8).

Untuk diketahui saja kata Sunardi, berapa besar Tapung Raya menyumbang DBH untuk Provinsi Riau dari sumber daya migasnya. Belum lagi dari perkebunan kelapa sawit yang ada. "Tentunya kalau punya hati nurani ini menjadi pertimbangan pemerintah pusat, Riau dan Kampar untuk memperbagus jalan lintas agar enak dilalui," kata Sunardi  dengan nada kesal


Salah satu contoh lainnya beber Sunardi, dari Badan Operasi Bersama (BOB) saja devidennya tahun 2019 kemarin dari Desa Kasikan mencapai Rp15 miliar. Belum lagi di desa yang lain di Tapung. Jadi bisa dibayangkan hasil SDA yang ada di Tapung Raya.

"Bahkan Tapung Raya ini menghasilkan DBH Rp1 triliun. Jadi sangat banyak yang disumbangkan, untuk daerah. Tetapi perhatian untuk jalan sama sekali minim dan menyedihkan," jelasnya.

Selain itu kata Sunardi, kerusakan jalan ini sebenarnya dari perkebunan sawit dan galian C. Namun sayang dari sektor tersebut tidak ada memberikan hasil bagi Kabupaten Kampar. Sebab pajak air permukaan diambil oleh pemerintah provinsi, kemudian hasilnya tiap tahun baru dibagi ke daerah. 

 "Jadi kalau dari sektor sawit ini pemerintah pusat dan provinsi Riau yang mengambil hasilnya, kemudian baru dibagi ke daerah,"ungkapnya.

Dengan kondisi begini dirinya meminta, pemerintah pusat dan Provinsi Riau, bisa memperhatikan. Karena kerusakan jalan ini berdampak dengan sektor ekonomi masyarakat. " Sedangkan untuk tingkat kecelakaan juga tinggi akibat kerusakan jalan di Tapung Raya,"pungkasnya.***



Baca Juga