Otak Pelaku Konflik Berdarah di Terantang Diciduk Polisi

  • Selasa, 21 Juni 2022 - 15:31 WIB


KLIKMX.COM, PEKANBARU - Aparat Kepolisian Resort (Polres) Kampar telah mengamankan 18 orang terkait konflik berdarah di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Satu di antaranya berstatus saksi, sisanya ditetapkan sebagai tersangka dan begitu juga otak pelaku dalam peristiwa ‘premanisme’ berinisial AL berhasil diciduk polisi.

Di sisi lain, petugas juga telah meminta keterangan sebanyak 21 orang saksi terkait tragedi bentrokan tersebut.


"Sejauh ini Polres Kampar telah mengamankan 17 orang tersangka dalam kasus bentrok warga di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar," ungkap perwira menengah melati tiga yang akrab disapa Narto ini, Selasa (21/6/2022). 


Narto menjelaskan, saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap seluruh tersangka. "Para tersangka masih dimintai keterangannya untuk dilakukan pendalaman," ujar Narto.

Langkah ini, lanjut Narto, untuk mengetahui siapa yang mengajak mereka dan memerintahkan melakukan penganiayaan.

"Salah satu dari 17 orang yang diamankan ada inisial AL, yang disebut –sebut otak pelaku yang menggerakkan massa untuk melakukan kerusuhan yang diduga terkait  kepengurusan di KUD Iyo Basamo tersebut," kata Narto.


Menyangkut pengakuan petani yang menjadi korban, bahwa para pelaku merupakan suruhan Hermayalis, selaku Ketua KUD Iyo Basamo sebelumnya.

"Informasi itu masih kita dalami dengan melakukan pemeriksaan instensif terhadap mereka (tersangka,red)," kata Narto lagi. 

Mantan Kabid Humas Polda Sultra ini mengatakan, berkemungkinan arah pemeriksaan nantinya akan mengarah kepada siapa orang yang menyuruh.

Diwartakan sebelumnya, bentrokan terjadi melibat sekelompok orang tidak dikenal (OTK) dengan menyerang para petani kelapa sawit yang tergabung dalam Koperasi Iyo Basamo, di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Ahad (19/6/2022) sekitar pukul 15.30 WIB lalu.

Setelah bentrokan pecah, tampak seorang pria menggunakan helm menggendong anak kecil meninggalkan bentrokan, karena bagian kepalanya terluka dan berdarah, bermaksud mencari pertolongan.

Penampakan lainnya, tampak pula seorang pria mengenakan pakaian serba hitam sambil menenteng senjata tajam. Tak jauh darinya, terlihat seorang anak perempuan menangis dan merintih kesakitan sambil memegang kepalanya yang terkena lemparan batu.

Menurut Sri, salah satu korban bentrokan mengatakan, kerusuhan terjadi diawali sekelompok OTK tersebut memaksa masuk ke dalam kebun sawit di Desa Terantang, yang dihadang warga.

"Mereka ini suruhan dan datang bawa senjata tajam seperti samurai, parang dan senjata tumpul. Mereka mau masuk ke kebun kami tidak bolehkan, habis itu brutal," tutur Sri.

Sri mengatakan, saat sekelompok orang itu datang. Mereka dengan beringas mengusir petani di lahan ulayat Desa Terantang. 

Pihaknya menduga, aksi anarkis yang dilakukan sekelompok orang itu terkait masa jabatan ketua koperasi yang sudah habis. 

"Mereka ini suruhan Ketua Koperasi yang lama karena masa jabatannya sudah habis. Namun tidak terima ada kepengurusan baru," ungkap Sri.

Sri mengatakan, saat melakukan tindakan anarkis sekelompok orang itu tega menyerang kaum anak-anak dan perempuan.

Informasi yang didapat dari Dinas Kesehatan Kampar, disebutkansebanyak 14 orang terdiri dari anak-anak, perempuan dan pria yang menjadi korban luka pada bentrok berdarah tersebut. Pada korban sudah dibawa ke rumah sakit dan divisum di RS Bhayangkara Pekanbaru.

Rincian para korban ada enam laki-laki, kemudian anak-anak di bawah umur hingga seorang perempuan usia 59 tahun.mx6

 



Baca Juga