Breaking News! Pendiri Kompas - Gramedia Jakob Oetama Wafat

  • Rabu, 09 September 2020 - 14:05 WIB


KLIKMX.COM JAKARTA _ Jakob Oetama, pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pimpinan Umum Harian Kompas, dikabarkan meninggal dunia pada Rabu (9/9/2020) siang pukul 13.05 WIB di Jakarta.

Kabar wafatnya Jakob Oetama itu dikonfirmasi Direktur Komunikasi Kompas Gramedia, Rusdi Amral.


"Pimpinan kami, bapak kami, Jakob Oetama berpulang ke pangkuan illahi pada pukul 13.05 WIB di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading karena sakit," kata Rusdi kepada awak media.


Jakob Oetama lahir pada 27 September 1931 dan meninggal pada usia 88 tahun. 

"Tentu kami sangat kehilangan orang tua kami, sosok pemimpin kami yang tidak meninggalkan identitasnya sebagai wartawan, yang terus menanamkan nilai-nilai kejujuran dan integritas, serta humanisme buat kita semua di Kompas Gramedia. Tidak saja untuk Harian Kompas tapi juga semua unit usaha yang beliau dirikan dengan satu tujuan utama bagaimana lembaga ini bisa ikut mencerdaskan dan mencerahkan bangsa," tutur Rusdi.

Jakob Oetama merupakan pendiri dan pemimpin umum Harian Kompas sekaligus pendiri Kompas Gramedia yang memiliki unit usaha mulai dari media, retail dan publishing, perhotelan, manufaktur, properti, pendidikan, event, hingga merambah ke ranah digital.


Jakob meninggal di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading pada pukul 13:05 WIB.

"Jakob Oetama adalah legenda, jurnalis sejati yang tidak hanya meninggalkan nama baik, tetapi juga kebanggaan serta nilai-nilai kehidupan bagi Kompas Gramedia. Beliau sekaligus teladan dalam profesi wartawan yang turut mengukir sejarah jurnalistik bangsa Indonesia. Walaupun kini beliau telah tiada, nilai dan idealismenya akan tetap hidup dan abadi selamanya," kata Corporate Communication Director Kompas Gramedia Rusdi Amral dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia.

Jakob Oetama, seperti ditulis cnbcindonesia, adalah jurnalis senior dan tokoh pers nasional. Ia lahir pada 27 September 1931 di Desa Jowahan, Borobudur, Jawa Tengah. Saat belia cita-citanya adalah menjadi guru seperti ayahnya. Ia sempat mengajar di SMP Mardi Yuwana Cipanas, Sekolah Guru Bagian B (SGB) Lenteng Agung Jagakarsa, dan SMP Van Lith Jakarta. Minatnya menulis tumbuh berkat belajar Ilmu Sejarah.

Karier Jakob Oetama di dunia jurnalistik bermula dari pekerjaan barunya sebagai redaktur majalah Penabur Jakarta. Pada 1963, bersama rekan terbaiknya, Almarhum Petrus Kanisius Ojong (P.K. Ojong), Jakob Oetama menerbitkan majalah Intisari yang menjadi cikal-bakal Kompas Gramedia.

Kepekaannya pada masalah manusia dan kemanusiaanlah yang kemudian menjadi spiritualitas Harian Kompas, yang terbit pertama kali pada 1965 .Hingga lebih dari setengah abad kemudian Kompas Gramedia berkembang menjadi bisnis multi-industri, Jakob Oetama tidak pernah melepas identitas dirinya sebagai seorang wartawan. Baginya, "Wartawan adalah Profesi, tetapi Pengusaha karena Keberuntungan."

Semasa hidup, Jakob Oetama dikenal sebagai sosok sederhana yang selalu mengutamakan kejujuran, integritas, rasa syukur, dan humanisme. Di mata karyawan, ia dipandang sebagai pimpinan yang 'nguwongke' dan tidak pernah menonjolkan status atau kedudukannya.

Almarhum berpegang teguh pada nilai Humanisme Transendental yang ditanamkannya sebagai fondasi Kompas Gramedia. Idealisme dan falsafah hidupnya telah diterapkan dalam setiap sayap bisnis Kompas Gramedia yang mengarah pada satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia.

Almarhum disemayamkan di Kantor Kompas Gramedia Palmerah Selatan dan akan dihantarkan menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Kamis besok. (tirto/cnbc)



Baca Juga