Bangunan MCK Disparbudpora Bengkalis Diduga Tidak Sesuai Bestek

  • Senin, 21 Maret 2022 - 17:03 WIB


KLIKMX.COM, BENGKALIS - Diduga pekerjaan pembangunan fasilitas umum Mandi, Cuci dan Kakus (MCK), sumur bor dan mesin air senilai Rp199 juta lebih tahun 2021 di Pantai Prapat Tunggal, Desa Perapat Tunggal, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis tak sesuai bestek.

Padahal proyek yang dikerjakan oleh rekanan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Bengkalis, sangat diharapkan para pengunjung pantai dari berbagai desa dan luar pulau Bengkalis.


Proyek yang dikerjakann oleh CV Bathin Kemuning tersebut diduga mengurangi volume pada besi pondasi. Di mana biasanya pada besi pondasi dikaitkan pada tiang luar, namun di lokasi terlihat besi tersebut dikaitkan pada besi tiang bagian dalam. Tentunya hal tersebut diduga mengurangi jumlah volume pada besi sesuai dalam gambar yang sudah dibuat oleh konsultan perencana.


Bahkan yang lebih ironisnya lagi, pekerjaan yang selesai dikerjakan oleh rekanan  bulan September 2021 yang lalu. MCK tersebut sebagian pintunya dikunci, sehingga terjadi antrean, dan hal ini menjadi keluhan bagi para pengunjung di pantai Perapat Tunggal.

Terkait persoalan itu, ketika dikonfirmasi pihak perusahaan, Firman mengaku, pihaknya sudah bekerja sesuai aturan yang berlaku dan diawasi oleh konsultan pengawas CV Zahira Konsultan.

Sementara Konsultan Pengasan Arel yang disebutkan oleh rekanan untuk dikonfirmasi terkait pengawasannya di lapangan belum berhasil dihubungi. "Ya, kalau konsultan pengawasnya bernama Arel. Dia di Pekanbaru tinggal. Setiap hari dia ada di lapangan," ujar Firman.


"Ya, kami bekerja sudah mengikuti aturan yang semestinya dan juga turut diawasi oleh konsultan pengawas. Memang yang menanyakan masalah  pekerjaan ini ke saya, anda termasuk orang yang kesepuluh kali datang untuk mengkonfirmasi terkait pekerjaan ini. Namun sudah kita jelaskan terkait permasalahan tersebut," ujar Firman

Ketika ditanya terkait besi pada pondasi yang tidak menyambung antara sudut ke sudut, Firman pun menjawab sudah diperbaiki sebelum dicor. Karena saat pengecorannya juga harus disaksikan oleh konsultan pengawas. "Saya ini sarjana S2 teknik sipil, jadi tak mungkin melakukan pekerjaan sembarangan," ucapnya.

Sementara itu, kepala bidang  yang membidangi terkait pekerjaan tersebut (KPA) Disparbudpora Bengkalis Alwizar, sampai berita ini diterbitkan (ditayangkan) belum bisa dikonfirmasi. Bahkan wartawan sudah beberapa kali mencoba mendatangi kantornya, di Jakan Arif Rachmaj depan GOR Perkasa Alam, Bengkalis, namun yang bersangkutan selalu tidak masuk kantor.

"Tunggu sebentar Pak, saya lihat dulu," ucap salah seorang petugas keamanan kantor Diparbudpora Bengkalis, yang kemudian menyampaikan bahwa Alwizar tidak berada di tempat.

Sedangkan di hari berikutnya, wartawan kembali mendatangi Kantor Disparbudpora Bengkalis, namun kali ini, wartawan dipersilahkan petugas untuk masuk ke ruangan stafnya, namun stafnya menyebutkan Alwizar juga belum masuk dengan dalih lagi sakit.

"Belum masuk Pak. Dia sakit dan besok coba datang lagi, mudah- mudahan besok sudah masuk," ucap salah seorang stafnya yang perempuan.

 Sedangkan di hari ketiga, wartawan  juga belum bisa mengkonfirmasi persoalan tersebut. Namun staf Alwizah hanya memberikan nomor kontaknya."Belum masuk lagi Pak. Kami pun tak tau ke mana Pak Alwizar pergi," ucap staf perempuan yang berbaju dinas ASN. Petugas hanya memberikan nomor telelepon Alwizar. Namun ketikan dikontak melalui telepon genggamnya dalam keadaan aktif, namun bekali-kali dikontak tidak dijawab.

Sedangkan melalui pesan WA-nya,  Alwizar menjawab singkat. "Besok jam 10 bisa, karena besok saya tak ada jadwal kegiatan," ujarnya. Setelah hari berikutnya sesuai yang dijanjikan melalui WA-nya dan menyakan, dia sedang ada pertemuan dengan BNPP dan bagian hukum Setdakab Bengkalis. Setelah komunikasi itu, HP-nya dihubungi kembali malah tidak aktif.***

 

 



Baca Juga