Gelar Aksi Damai di Tugu Perjuangan

Balas Aksi Tolak UAS, Massa Desak Singapura Segera Minta Maaf

  • Jumat, 20 Mei 2022 - 16:56 WIB


KLIKMX.COM, PEKANBARU - Ratusan massa gabungan menggelar aksi membela Ustadz Abdul Somad (UAS), yang ditolak masuk ke Singapura. Aksi ini digelar di depan Tugu Perjuangan, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Jumat (20/5/2022) siang.

Aksi ini berjalan damai dengan mendapatkan pengawalan ratusan aparat Kepolisian yang dipimpin Kapolresta Pekanbaru dan jajarannya.


"Kami berkumpul di sini melakukan aksi menindaklanjuti apa yang disampaikan menteri negara Singapura, alasan penolakan karena UAS da'i radikal dan da'i ekstrem," kata Khairuddin Ahmad Zaiz, koordinator massa aksi.


Sebelumnya, kata Khairuddin, apa yang disebutkan bahwa dikatakan UAS melecehkan Salib, itu sudah diklarifikasi. Kemudian, adanya perkataan UAS yang memperbolehkan boleh bom bunuh diri di Palestina itu juga sudah diklarifikasi. Apalagi, terkait penyebutan kafir bagi non muslim juga telah diluruskan.

"Terkait orang non-muslim disebut kafir, itu terkait keyakinan umat muslim. Karena ada keyakinan di luar sana orang menyebut Islam sebagai domba sesat,’’ terang Khairuddin.

Menurut pihaknya, hal itu bukan masalah karena penjelasan UAS sesuai keyakinan Islam, sehingga pihaknya menginginkan penjelasan dari pihak Singapura.


"Kami menginginkan penjelasan sebagai tetangga yang baik agar memberikan penjelasan dan permintaan maaf," katanya.

Selama ini, lanjut Khairuddin, UAS dikenal baik karena selalu mengisi acara Damai Indonesia ku.  Sehingga atas nama Alumni ikatan Al-Azhar kami ingin semuanya diluruskan.

"UAS adalah aset kita, ikon kita. Sehingga harapan kami mudahan-mudahan ada tanggapan dari pemerintah Singapura," ujar Khairuddin Ahmad Zaiz.

Pantauan klikmx.com pada aksi ini, ratusan massa datang membawa berbagai spanduk di antaranya bertuliskan "Peduli Pendidikan Membangun Madrasah Tsanawiyah di Pedalaman Dusun Benio". Kemudian, tulisan lainnya "UAS Membangun Pesantren di Pedalaman Talang Mamak". "UAS rutin berbagi beras bagi santri dan masyarakat miskin".

Selanjutnya, ada tulisan "UAS Bangun Pesantren Gratis untuk Dhuafa" dan "UAS juga Manusia', "UAS Bangun Masjid Batu Salam". Selain itu, ada tulisan "Ulama ditolak koruptor diterima" serta "UAS sangat mencintai Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika".

Dalam orasinya, Mimi Tia dari Komunitas Hamba Allah mengatakan, bahwa pihaknya dari komunitas yang sering mendengar ceramah UAS tidak pernah diminta melakukan perbuatan-perbuatan radikalisme.

"Kami tegaskan kami dari komunitas tidak pernah diminta UAS untuk melakukan perbuatan-perbuatan radikalisme," kata Mimi Tia.

Kemudian, Azlaini Agus yang melakukan orasi meminta Singapura segera meminta maaf. Karena jikalau tidak, dia mengajak semua pihak tidak perlu lagi datang ke Singapura, untuk berobat ataupun berbelanja.

"Jangan mau datang ke Singapura apalagi membeli barang-barang mereka," pinta Azlaini Agus.

Selain itu, dalam orasi lainnya, masa aksir meminta pemerintah Indonesia agar bersikap atas apa yang terjadi. Karena sumber penyebutan UAS sebagai Da'i Radikal berasal dari dalam negeri sendiri.***

 

 



Baca Juga